Kamis, 22 Desember 2016

"SIAPAKAH SAYA?"

SIAPAKAH SAYA???
Jika terlihat dalam judul, dapat saya tanyakan kepada Anda,
“Siapakah Anda?”
Jika Anda menjawab:
Tati, Doni, Susi, Joko, atau Anda menjawab nama Anda sendiri, maka Anda masih belum berpikir.
Karena yang saya tanyakan adalah “siapa Anda?” Bukan “siapa nama Anda?”
Baik, saya ulangi, “Siapa Anda?”
Jika Anda masih menjawab:
Manusia, ciptaan Tuhan, makhluk yang sempurna, anak Adam, organisme bertulang belakang, dan lain-lain, maka anda masih terlalu dini untuk disebut si pemikir.
Baik, kita simpan pertanyaan ini dan saya akan menanyakan suatu hal yang tidak berbeda jauh.
“Sudahkah Anda mengenal diri Anda sendiri?”
Jika Anda menjawab belum, cobalah untuk mengingat alasannya.
Jika Anda menjawab sudah, maka saya akan bertanya lagi.
“Berapakah warna yang menempel pada tubuh Anda pada hari ini saja?” Jangan mencoba untuk menghitung karena Anda tadi menjawab “sudah”!
Tidak tahu? Belum menghitung?
Baik, saya ganti pertanyaannya.
“Berapa jumlah rambut Anda?”
Tahu? Wah sayang sekali bagi yang tidak tahu.
Karena Anda tadi menjawab sudah, Anda harus mempertanggungjawabkan semuanya, karena warna dan jumlah rambut itu ada dalam Anda sendiri dan tadi Anda mengaku mengenali diri Anda sendiri.
Jadi, sekarang siapa yang plin plan?
Untuk yang menjawab belum. Mengapa Anda berkata belum?
Apa pun alasanya, Anda termasuk orang-orang yang bijak, karena itu benar.
Dengan Anda menjawab, “Saya belum mengenal diri saya sendiri”, maka sebenarnya Andalah yang lebih mengenal diri anda sendiri, karena Anda sadar bahwa Anda belum mengenal diri Anda sendiri. (Think!)
Ada orang yang mempunyai pasangan, atau orang yang dicintainya mungkin, dan dia selalu berjanji atau berkata untuk mengerti pasangannya. Inilah tipe-tipe orang yang suka menggombal. Kenapa? Karena dia belum mengenal diri sendiri tetapi sudah berusaha mengenal orang lain.
Manusia sejak dikandung 4 bulan, pada saat itulah ditiupkan ruh dan 4 ketetapan, yaitu rizki, derajat, jodoh, dan ajal. Kita tidak akan pernah tahu itu semua jika kita belum menjalaninya. Jadi, cara satu-satunya adalah menjalaninya.
Jika Anda masih kecil, anda belum tahu siapa jodoh, berapa rizki, setinggi apa derajat, dan kapan ajal menjemput anda, tapi dengan seiring berjalannya waktu kita akan tahu.
Kadang, ketika kita mencari sebuah jawaban atau kebenaran, kita tak harus mendalami dan mendalami, tapi cukup kita biarkan. Ibarat kita mencampur air dengan tanah, untuk mendapatkan air yang bersih, kita tidak bisa mengaduk dan mengaduknya terus, tapi dibiarkan sampai tanah itu mengendap. Seperti itulah misteri kehidupan dalam dunia ini.
Tapi, walau membiarkan, jangan sampai kita mengikuti arus, karena kita akan tenggelam, tapi berilah usaha sehingga kita tetap bisa mengapung dan tetap mengikuti arus.
Jadi, sudahkah Anda mengenal diri Anda?
Saya akan kembali ke pertanyaan saya pertama,
Siapakan Anda?
Anda adalah Anda, seseorang yang masih mencari misteri-misteri kehidupan yang belum anda ketahui, dan Anda sudah memiliki bekal pengetahuan dari anda lahir sampai sekarang. Dari bekal pengetahuan tersebut, Anda sudah mengenali sedikit dari “siapa saya”.
Itulah Anda, Anda, dan Anda.
Ingatlah untuk tetap menjadi diri anda sendiri, karena dengan mencoba menjadi orang lain, anda adalah seorang manusia yang tidak mempunyai jati diri.
Bagaimana kalau meniru seorang teladan?
Meniru teladan boleh, asal itu baik dan melengkapi jati diri, bukan menghilangkannya.
Jangan sampai Anda menjadi manusia yang krisis identitas sampai saat ini.
Ingat, ada berjuta-juta, bahkan bermilyar-milyar “orang lain” di dunia ini, tapi hanya ada satu “aku”.
Jadi, sudah tahukah siapa Anda?
Kalau belum, coba pikir ulang dengan penjelasan di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar