Senin, 05 Desember 2016

Mengembangkan Rasa Percaya Diri Anak Tuna Rungu Sejak Dini

Ada hubungan yang kuat antara bagaimana perasaan seseorang terutama bagi anak dengan tunarungu terhadap dirinya sendiri dan bagaimana cara ia berperilaku. Oleh karena itu, anak tunarungu perlu dibantu untuk menumbuhkan rasa percaya diri agar eksistensi mereka bisa disejajarkan dengan anak normal.
Beberapa cara untuk membantu anak tunarungu meningkatkan percaya diri:
1. Lakukan attachment parenting :
Sikap orang tua yang responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan anak, sehingga anak mengetahui apa yang diharapkan dari diri mereka dan merasa memiliki kontrol terhadap lingkungan. Jika tidak, mereka merasa tidak berharga sehingga membuat mereka berpikir tidak berharga,butuh dikasihani dan putus asa.
2. Tindakan / perbaiki kepercayaan diri anda sendiri sebagai orang tua :
Mengasuh anak adalah kegiatan terapeutik. Jika ada problem masa lalu yang mempengaruhi pola asuh yang sedang dilakukan orangtua, sebaiknya ia mencari pertolongan psikologis dan mengkonfirmasikannya. Jika orang tua memiliki selfimage yang buruk, khususnya jika ia merasa bahwa itu disebabkan karena pola asuh orang tuanya dahulu, maka cobalah untuk menghentikan pola asuh keluarga yang buruk itu.
3.Jadilah cermin yang positif :
Khususnya pada anak-anak prasekolah yang sedang belajar tentang dirinya sendiri,akan tergantung dari reaksi-reaksi orang tua mereka. Apakah orang tua merefleksikan gambaran yang positif / negative pada anak-anak mereka ?? Apakah orang tua memberikan pandangan pada anak bahwa ia menyenangkan ?? Pendapat dan keinginannya berharga untuk orang tuanya ? Pada saat orangtua memberikan refleksi positif terhadap anaknya, maka anak tersebut akan berpikir positif tentang dirinya.
4.Beramainlah dengan anak :
Ada saat anak bermain anak akan menerima pesan bahwa ia berharga. Pandanglah bermain sebagai investasi dalam perilaku anak, kesempatan kepada anak unuk merasa spesial, bisa mengungkapkan inisiatif tentang permainan yang akan dilakukan.
5.Panggilah anak dengan namanya :
Memanggil anak dengan namanya dan disertai dengan kontak mata akan memberikan pesan kepada anak tersebut bahwa ia special. Anak belajar mengasosiasikan bagaimana cara orang tua menggunakan namanya dengan perilaku yang diharapkan darinya.
6.Lakukan prinsip berkelanjutan
Pada saat anak bertambah besar, kembangkanlah potensi / talenta (bakat) yang ia miliki. Bila anak menikmati suatu aktifitas, ia akan memiliki citra diri(sel-image) yang lebih positif dan dapat berlanjut pada aktifitas-aktifitas lain.
Contohnya : meningkatkan kesenangannya & kenikmatan yang diperoleh anak dari kegiatan renang-nya sekaligus dengan mendukungnya pada bidang akademis.
7.Bantu anak untuk mencapai kesuksesannya :
Mengenali kemampuan anak, memberi s e m a n g a t untuk mencoba mengembangkan kemampuan tersebut. Jika orangtua tidak melindungi anaknya dari harapan-harapan yang tidak realistis , maka rasa bersaingnya (kompetisi-nya) akan terancam. Pastikan bahwa anak percaya b a h w a orangtuanya menghargai-nya karena siapa diri-nya, bukan karena penampilanya.
8.Lindungi anak dari orang-orang yang dapat merusak self-esteemnya
Dengan pola asuh ini selama 3 tahun pertama kehidupan anak telah dapat dipertahankan hubungan yang erat dengan anak , maka orangtua telah memberikan dasar yang kuat mengenai nilai-nilai tentang rumah, k e l u a r g a dan h u b u n g a n interpersonal-nya. Sebagai hasilnya, anak dapat mengembangkan hati nurani dan rasa hormat terhadap kebijaksanan pengasuhan sehingga dimasa yang akan datang anak dapat memasuki kehidupan nyata dengan aman tanpa harus terhanyut dengan pergaulan yang negative.Hati-hati dengan pemilihan teman-teman baik disekolah ataupun diluar sekolah, karena nilai-nilai (values) & konsep diri anak dipengaruhi oleh orang-orang yang memiliki peran penting dalm hidupnya seperti saudara, guru, teman-teman dll.
9.Berikan tanggung jawab pada anak :
Dengan melibatkan anak pada aktifitas dirumah maupun diluar rumah, memberikan tugas-tugas rumah tangga, dapat membantu mereka merasa berharga,menyalurkan tenaga mereka ke perilaku yang bermanfaat dan mengajarkan ketrampilan-ketrampilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar