Implikasi Genetik dan Lingkungan Terhadap Pendidikan
Mc
Devitt dan Ormrod (2002) merekomendasikan beberapa hal penting yang perlu
dilakukan guru dalam menyikapi pengaruh genetik dan lingkungan bagi
perkembangan peerta didik, yaitu seperti berikut :
a.
Memahami dan menghargai perbedaan- perbedaan individual anak
b. Menyadari bahwa sebenarnya faktor lingkungan mempengaruhi setiap
aspek perkembangan.
c. Mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk
meningkatkan pertumbuhan
· Perkembangan
Otak
Otak adalah sebuah sistem biologis
manusia yang diciptakan Allah SWT, untuk mengindera dunia dan sekaligus
memberikan berbagai tanggapan terhadapnya.Otak bukan sekedar suatu gumpalan keriput
dalam tengkorak manusia, tetapi sesungguhnya otak menjalar keseluruh tubuh.
Otak adalah organ yang paling
kompleks yang pernah dikenal di alam semesta.Otak adalah satu-satunya bagian
tubuh yang paling berkembang dan secara otomatis dalam mempelajari dirinya
sendiri.Otak adalah organ yang apabila dirawat dan dipelihara scecara baik dan
teratur dapat bertahan hingga 100 tahun.Sama seperti aspek-aspek perkembangan
lainnya, perkembangan otak juga dipengaruhi oleh interaksi hereditas dan
lingkungan.
Perkembangan otak terjadi sejak
mulai masa prenatal, yakni kira-kira 25 hari setelah konsepsi.Pada awal masa
ini otak terlihat seperti tabung yang tidak rata dan sangat halus.Tabung-
tabung halus ini berisi sel-sel dan membentuk kantong-kantong dan ruang-ruang.
Ruang –ruang tersebut terbagi menjadi 3 ruang yaitu :forebrain(otak depan),
mildbrain (otak tengah), hindbrain(otak
belakang).
Perkembangan otak pada masa prenatal
ini menentukan perkembangan anak selanjutnya setelah ia lahir, karena pada masa
prenatal ini janin sudah dilengkapi dengan sebuah sel saraf (neuron)yang akan dimilikinya selama ia
hidup. Menurut ahli saraf, sel otak tidak akan di produksi lagi setelah anak
tersebut lahir , tetapi perkembangan otak setelah lahir terarah pada penambahan
jumlah jaringan antar neuron. Jika jumlah jaringan antar neuron maningkat ,
maka anak akan mampu berpikir tentang hal-hal yang lebih kompleks(Treys,2004).
Saat dilahirkan, otak bayi memiliki
10 miliar neuron.Neuron-neuron ini kemudian membentuk ribuan sambungan antar
neuronyang dendrit.Dendrit ini mengalami secara dramatis hingga bayi berusia 2
tahun. Saat bayi berusia 2 bulan, dendritnya sudah mencapai 50 sampai 1000
triliun myelin yang memungkinkan neuron mentransmisikan pesan-pesan lebih cepat
( Mc Devit & Ormrod,2002).
ü Masa pubertas
(10-14 Tahun)
Akhir usia sekolah anak akan
memasuki masa yang disebut dengan “pubertas” yaitu awal terjadinya pematangan
seksual. Biasanya anak perembuan 2 tahun lebih awal memasuki masa pubertas
dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa pubertas ini terjadi perubahan
fisik yang dramatis yang disebut juga dengan “growth spurt” (percepatan pertumbuhan) dimana terjadi perubahan
pertumbuhan baik diseluruh bagian fisik, pertambahn berat badan dan tinggi
badan, proposisi dan bentuk tubuh, maupun kematangan seksual.
Perubahan-perubahan fisik pada masa
pubertas disebabkan oleh matangnya kelenjar pituitary, yaitu kelenjar endoktrin
yang berhubungan dengan otak, tepat berda dibawah hipotelamus.Kelenjar ini
memiliki beberapa hormon, yaitu hormone pertumbuhan, gonadopropik, dan hormon
kortikoprotik.Hormon gonadoprotik mempercepat pematangan sel-sel telur dan
sperma hingga mempengaruhin produksi hormon seks.Sedangkan hormon kortikotropik
mempenagruhi kelenar suprarenalis. Hormone seks, yaitu testosterone pada anak
laki-laki dan esterogen pada anak perempuan bersama-sama dengan hormon
perumbuhan dan suprarenalis memperngaruhi
pertumbuhan anak. Pada gilirannya disebut dengan percepatan pertumbuhan.
Percepatan pertumbuhan terjadi hanya
selama 2 tahun, setelah berakhirnya fase ini anak memasuki kematangan
seksual.Percepatan pertumbuhan selama masa puberta juga terjadi pada proposi
tubuh, yang sebelumnya percepatan pertumbuhannya terlalu kecil, tetapi masa
pubertas menjadi lebih besar.
Kematangn seksual ditandai dengan perubahan ciri-ciri seks primer(primery seks characteristics)dan
ciri-ciri seks sekunder(secondary seks
characteristics).
a.
Perubahan Ciri-Ciri Seks Primer
Ciri-ciri primer anak laki-laki
ditunjukan dengan pertumbuhan dari batang kemaluan(penis) dan kantung kemaluan(skrotum)yang
terjadi sejak usia anak sekita 12 tahun dan terjadi selam 5 tahun untuk penis
dan 7 tahun untuk skrotum.Pada skortum terdapat 2 buah testis yang bergantung
dibawah penis.Testis ini sudah anak sejak anak dilahirkan tetapi hanya 10% dari
ukuran matangnya, testis mencapai ukuran kematangannya saat anak berusia 20-21
tahun.
Pada anak perempuan perubahan ini
ditandai dengan munculnya menstruasi, yaitu disebut dengan menarche, yaitu
menstruasi yang pertama kali oleh anak perempuan. Menstruasi yang dialami anak
perempuan sangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur(ovarium). Ovarium
terletak dalam rongga perut di bagian bawah wanita, dekat dengan uterus, yang
berfungsi memproduksi sel-sel telur( ovum) dan hormone estrogen dan
progesterone.
Tugas progesterone bertuagas
mematangkan dan mempersiapkan sel telur(ovum) sehingga siap dibuahi. Sedangkan
hormon esterogen adalah hormone yang mempengaruhi sifat-sifat kewanitaan pada
tubuh seseorang( pembesaran payudara dan pinggul, suar, dan lain-lain). Hormon
ini yang mengatur siklus haid dan menyebabkan ovarium, uterus, vagina, labia,
dan klitoris berkembang pesat.
b.
Perubahan Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder adalah
tanda-tanda jasmaniah yang tidak berhubungan secara langsung dengan proses
reproduksi, tetapi merupakan tanda-tanda perbedaan antara anak laki-laki dengan
anak perempuan. Tanda-tanda jasmaniah yang terjadi pada anak laki-laki adalah
tumbuhnya kumis, janggut, jakun, bahu dan dada lebar, suara berat, tumbuh bulu
ketiak, dada, kaki dan lengan dan sekitar kemaluan serta otot-otot menjadi
kuat.Sedangkan perempuan terlihat pada payudara dan pinggul membesar, suar
menjadi halus, tumbuh bulu ketiak dan disekitar kemaluan.
Mc Devitt dan Ormrod
merekomendasikan beberapa hal penting yang perlu dilakukan guru dalam menyikapi
pengaruh genetic dan lingkungan bagi perkembangan peserta didik.
§ Memahami dan memahami
prbedaan-perbedaan individual anak.
§ Menyadari bahwa
sebenarnya faktor lingkungan mempengaruhi setiap aspek perkembangan.
§ Menentukan
siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar