Senin, 12 Desember 2016

Faktor Perkembangan Peserta Didik


Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
1.      Pertumbuhan fisik
a)      Pertumbuhan sebelum lahir
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan sebuah awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusun jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf yang lengkap. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis, masing-masing komponen biologi telah mampu berfungsi secara mandiri.

b)      Pertumbuhan setelah lahir
               Pertumbuhan fisik seorang anak dapat dibagi menjadi empat masa utama; yaitu dua masa ditandai dengan masa pertumbuhan cepat dan masa berikutnya dicirikan dengan pertumbuhan yang lambat. Selama masa pralahir dan 6 bulan setelah lahir, pertumbuhan tubuhnya sangat cepat. Pada akhir tahun pertama kehidupan pacalahirnya, pertumbuhan seorang bayi akan memperlihatkan tempo yang sedikit lambat dan kemudian akan menjadi stabil saat anak memasuki tahap remaja. Ketika anak berusia 8 sampai 12 tahun , mulai saat itu hingga ia berumur 15-16 tahun, pertumbuhan fisiknya akan cepat kembali dan biasanya masa ini disebut ledakan pertumbuhan pubertas. Masa ini kemudian  akan disusul dengan masa tenang kembali sampai ia memasuki usia tahap dewasa.
2.      Perkembangan Intelektual
Perkembangan ini juga dikenal dengan nama perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif ini menurut piaget mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
a.    Tahap Sensori Motor (0-2 setengah tahun)
Masa ketika bayi menggunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi menggunakan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks. Refleks-refleks ini kemudian berkembang lagi lebih canggih, misalnya berjalan.
b.    Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini, kemampuan skema kognitifnya masih terbatas. Peserta didik suka meniru perilaku orang lain. perilaku yang ditiru terutama perilaku orang lain, khususnya orangtua dan guru yang pernah ia lihat ketika orang itu merespons terhadap perilaku orang, keadaan, dan kejadian yang dihadapi pada masa lampau.
c.    Tahap Operasional Konkret (usia 7-11 tahun)
Pada tahap ini, peserta didik sudah mulai memahami aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah. Dalam tahap ini, anak mulai mengembangkan 3 hal, yaitu:
1)      Identifikasi: mengenali sesuatu.
2)      Negasi: Mengingkari sesuatu.
3)      Reprokasi: Mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.
d.   Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)
Pada masa ini, peserta didik sudah memasuki masa remaja. Perkembangan kognitif peserta didik pada masa ini telah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragaan kognitif, baik secara simultan (serentak) maupun berurutan.
3.      Emosi
Emosi dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia dalam hidupnya atau dalam pertumbuhannya dan perkembangan manusia. Kebutuhan manusia dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan tersebut ada yang primer atau tidak bisa ditunda dan ada kebutuhan sekunder atau kebutuhan yang dapat ditunda. Jika individu kebutuhannya ada yang tidak terpenuhi, terutama kebutuhan primer, maka ia akan merasa kecewa. Dan jika kebutuhannya terpenuhi, maka ia akan merasa senang dan puas. Hal inilah yang dimaksud dengan emosi manusia yang mengandung unsur senang dan tidak senang.
4.      Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial yang tentu tidak dapat hidup tanpa bantuan dari manusia lain.
5.      Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi juga dapat diartikan sebagai tanda gerakan, dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Dalam berbahasa, ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak penyampai dan pihak penerima. Dalam percakapan, pihak-pihak itu saling bergantian fungsinya.
6.      Bakat khusus
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dimiliki oleh seseorang atau individu yang hanya dengan sedikit rangsangan atau latihan, kemampuan itu akan berkembang dengan baik. Seseorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol.
7.      Sikap, Nilai, dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nocilich, 1984) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan dengan nilai-nilai, ditunjukkan dengan hal yang benar dan salah.

Seiring dengan perkembangan individu, berangsur-angsur anak akan mulai mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan semakin lama semakin luas sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan negara.

Faktor-faktor yang memengaruhi individu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada 3 faktor yang memengaruhi individu yaitu faktor hereditas, lingkungan, dan faktor gabungan antara keduanya.

1.      Faktor Hereditas
Dipahami sebagai faktor yang dibawa oleh anak. Anak mewariskan sesuatu dari orang tuanya. Anak berkembang secara fisik dan psikis bukan karena pengaruh dari yang lain, akan tetapi ditentukan oleh pembawaannya sendiri. Lingkungan tidak memberikan pengaruh apa-apa pada sang anak.
Aliran hereditas merupakan faktor penentu dalam kehidupan seseorang dan dikenal dengan aliran nativisme. Tokoh aliran ini adalah Arthur Eschopenhaur, seorang filsof Jerman.
2.      Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individu. Aliran yang terkenal yang menyatakan bahwa pengalaman atau lingkungan memberi pengaruh dan merupakan faktor penentu perkembangan individu dikenal dengan aliran empirisme. Tokoh aliran ini adalah Jhon Locke.
3.      Faktor Gabungan (Hereditas dan Lingkungan)

Faktor ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan dan pengalaman. Aliran ini dikenal dengan aliran konvergensi. Tokoh dari aliran ini adalah William Stern dari Jerman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar