Aspek
dan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
1.
Pertumbuhan
fisik
a) Pertumbuhan sebelum lahir
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan
sebuah awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusun jaringan syaraf yang
membentuk sistem syaraf yang lengkap. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda
kematangan biologis, masing-masing komponen biologi telah mampu berfungsi
secara mandiri.
b)
Pertumbuhan
setelah lahir
Pertumbuhan fisik seorang anak dapat
dibagi menjadi empat masa utama; yaitu dua masa ditandai dengan masa
pertumbuhan cepat dan masa berikutnya dicirikan dengan pertumbuhan yang lambat.
Selama masa pralahir dan 6 bulan setelah lahir, pertumbuhan tubuhnya sangat
cepat. Pada akhir tahun pertama kehidupan pacalahirnya, pertumbuhan seorang
bayi akan memperlihatkan tempo yang sedikit lambat dan kemudian akan menjadi
stabil saat anak memasuki tahap remaja. Ketika anak berusia 8 sampai 12 tahun ,
mulai saat itu hingga ia berumur 15-16 tahun, pertumbuhan fisiknya akan cepat
kembali dan biasanya masa ini disebut ledakan pertumbuhan pubertas. Masa ini kemudian akan disusul dengan masa tenang kembali
sampai ia memasuki usia tahap dewasa.
2.
Perkembangan
Intelektual
Perkembangan ini juga dikenal dengan
nama perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif ini menurut piaget mengikuti
tahap-tahap sebagai berikut:
a.
Tahap
Sensori Motor (0-2 setengah tahun)
Masa ketika bayi menggunakan sistem
pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi
menggunakan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam
bentuk refleks. Refleks-refleks ini kemudian berkembang lagi lebih canggih,
misalnya berjalan.
b.
Tahap
Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini, kemampuan skema
kognitifnya masih terbatas. Peserta didik suka meniru perilaku orang lain.
perilaku yang ditiru terutama perilaku orang lain, khususnya orangtua dan guru
yang pernah ia lihat ketika orang itu merespons terhadap perilaku orang,
keadaan, dan kejadian yang dihadapi pada masa lampau.
c.
Tahap
Operasional Konkret (usia 7-11 tahun)
Pada tahap ini, peserta didik sudah
mulai memahami aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah. Dalam tahap
ini, anak mulai mengembangkan 3 hal, yaitu:
1)
Identifikasi:
mengenali sesuatu.
2)
Negasi:
Mengingkari sesuatu.
3)
Reprokasi:
Mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.
d.
Tahap
Operasional Formal (11-15 tahun)
Pada masa ini, peserta didik sudah
memasuki masa remaja. Perkembangan kognitif peserta didik pada masa ini telah
memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragaan kognitif, baik secara simultan
(serentak) maupun berurutan.
3.
Emosi
Emosi dan perasaan merupakan salah satu
potensi yang khusus dimiliki oleh manusia dalam hidupnya atau dalam
pertumbuhannya dan perkembangan manusia. Kebutuhan manusia dibedakan menjadi
dua kelompok besar yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan
tersebut ada yang primer atau tidak bisa ditunda dan ada kebutuhan sekunder
atau kebutuhan yang dapat ditunda. Jika individu kebutuhannya ada yang tidak
terpenuhi, terutama kebutuhan primer, maka ia akan merasa kecewa. Dan jika
kebutuhannya terpenuhi, maka ia akan merasa senang dan puas. Hal inilah yang
dimaksud dengan emosi manusia yang mengandung unsur senang dan tidak senang.
4.
Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial yang
tentu tidak dapat hidup tanpa bantuan dari manusia lain.
5.
Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi juga
dapat diartikan sebagai tanda gerakan, dan suara untuk menyampaikan isi pikiran
kepada orang lain. Dalam berbahasa, ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak
penyampai dan pihak penerima. Dalam percakapan, pihak-pihak itu saling
bergantian fungsinya.
6.
Bakat
khusus
Bakat merupakan kemampuan khusus yang
dimiliki oleh seseorang atau individu yang hanya dengan sedikit rangsangan atau
latihan, kemampuan itu akan berkembang dengan baik. Seseorang yang memiliki
bakat akan cepat dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki akan berkembang
dengan pesat dan menonjol.
7.
Sikap,
Nilai, dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nocilich, 1984)
mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar dikelompokkan menjadi tiga
sasaran, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Semakin tumbuh dan berkembang
fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan dengan nilai-nilai, ditunjukkan
dengan hal yang benar dan salah.
Seiring dengan perkembangan individu,
berangsur-angsur anak akan mulai mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku di
dalam keluarga dan semakin lama semakin luas sampai dengan ketentuan yang
berlaku di dalam masyarakat dan negara.
Faktor-faktor yang
memengaruhi individu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada 3
faktor yang memengaruhi individu yaitu faktor hereditas, lingkungan, dan faktor
gabungan antara keduanya.
1.
Faktor
Hereditas
Dipahami sebagai faktor yang dibawa oleh
anak. Anak mewariskan sesuatu dari orang tuanya. Anak berkembang secara fisik
dan psikis bukan karena pengaruh dari yang lain, akan tetapi ditentukan oleh
pembawaannya sendiri. Lingkungan tidak memberikan pengaruh apa-apa pada sang
anak.
Aliran hereditas merupakan faktor
penentu dalam kehidupan seseorang dan dikenal dengan aliran nativisme. Tokoh
aliran ini adalah Arthur Eschopenhaur, seorang filsof Jerman.
2.
Faktor
Lingkungan
Faktor lingkungan memberikan pengaruh
terhadap perkembangan individu. Aliran yang terkenal yang menyatakan bahwa
pengalaman atau lingkungan memberi pengaruh dan merupakan faktor penentu
perkembangan individu dikenal dengan aliran empirisme. Tokoh aliran ini adalah
Jhon Locke.
3.
Faktor
Gabungan (Hereditas dan Lingkungan)
Faktor ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang
dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan dan pengalaman. Aliran ini
dikenal dengan aliran konvergensi. Tokoh dari aliran ini adalah William Stern
dari Jerman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar