Senin, 05 Desember 2016

Aliran Naturalisme Tentang Perkembangan Manusia

Naturalisme berasal dari kata “NATURE”. Kadang mendefinisikan “NATURE” hanya dalam makna dunia material saja. Sesuatu selain secara fisik secara otomatis menjadi “SUPRA NATURAL” tetapi dalam realita, alam terdri dari alam material dan alam spritual, masing-masing dengan hukumnya sendiri. Era pencerahan , misalnya memahami alam bukan sebagai keberadaan benda-benda fisik tetapi sebagai asal dan pondasi kebenaran. Ia tidak memperlawankan material dengan spritual, istilah itu mencakupi bukan hanya alam fisik akan tetapi juga alam intelektual dan moral.
Salah satu ciri yang paling menakjubkan dari alam semesta adalah keteraturan. Benak manusia sejak dini, peredaran planet-planet dan susunan bintang-bintang yang bergeser teratur dari malam ke malam sejak pertama kali manusia menyadari keberadaanya di dalam alam semesta, hanya merupakan contoh-contoh sederhana.
Ilmu pengetahuan itu sendiri hanya menjadi mungkin karena keteraturan tersebut yang kemudian di bahasakan melalui hukum-hukum matematika. Tugas ilmu pengetahuan umumnya dapat di katakan sebagai menelaah, mengkaji, menghubungkan semua keteraturan yang teramati. Ilmu pengetuhuan bertujuan menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Namun, khusus untuk kasmologi, pertanyaan mengapa ini titik tertentu mengalami kesulitan yang luar biasa.
Sebagai suatu telaah mengenai alam semesta, kosmologi abad ke-20 yang di kenal selama ini berkembang dan di terima sebagai sistetis besar di berbagai cabang ilmu pengetahuan alam. Kosmologi ini berupaya memperoleh pengertian yang menyeluruh mengenai struktur spasial,temporal, dan komposisional alam semesta skala besar dengan maksud mempersatukan tampilan dan sifat alam semesta teramati ke dala suatu hipotesis yang akan mendefinisikan dan mengartkan struktur dan evolusinya.
Kosmologi, mengalama kemajuan yang luar biasa pesat terutama arena dukungan kecanggihan piranti pengamatan astronomis , serta laborotorium fisikah sarah yang mampu menyediakan ‘ruang waktu’ mirip masa lampau alam semesta ini.
Sementara teori-teori fisika kontemporer menyediakan tetapan-tetapan dasar yang memunginkan perilaku berbagai tampilan alam semesta dalam skala yang berbeda-beda kian di mengerti. Fahaman-fahaman yang di ajarkan yaitu;
1.      Plato [427-347 SM]
Salah satu analisis dasar adalah peredaan yang nyata antara gejala{fenomena} dan bentuk ideal eidos}, di mana plato berpendapat bahwa\berpandagn bahwa di smping dunia fenomen yang keihatan, tardapat suatu dunia lain, yakni dunia eids [tidak kelihatan}

2.      Aristoteles {384-322 SM}
Aristoteles menyatakan bahwa makhluk hidup di dunia ini terdiri atas 2 prinsip, yakni :
a.       Prinsip formal, yakni bentuk atau hakkat adalah apa yang mewuudkan makhluk hidup tertentu dan menentukan tujuanya.
b.      Prinsip material, yakni materi adalah apa yang merupakan dasar semua makhluk.

3.      Wiliam R. Dennes {filsuf modern}
a.       Kejadian dianggap sebagai kategori pokok, bahwa keadian merupaka hakekat terdalam dari kenyataan, artinya apapun yang bersifat nyata, pasti termasuk dalam kategori alam.
b.      Yang nyata pasti ada yang bereksistensi, sesuatu yang di anggap terdapatdi luar ruangan dan waktu tidak mungkin merupakan kenyataan dan apapun yang di anggap tidak mungkin di tangani dengan menggunakan metode-metode yang di gunakan dalam ilmu-ilmu alam tidak mungkin merupakan kenyataan.
c.       Analisa terhadap ejadian-keadan,bahwa faktor-faktor penyusun sengenap kejadia ialah protes, kualitan dan relasi.
d.      Masalah hakekat terdalam merupakan masalah ilmu. Bahwa seenap kejadian baik kerohanian,kepribadian dan sebaganya dapat d luksikan kategori-kategori proses, kualitas dan relasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar