Permulaan ilmu dapat telusuri
pada permulaan manusia. Ilmu merupakan sebagian pengetahuan yang mempunyai
ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal,
objektif, dapat diukur, terbuka, dan kumulatif (bersusun timbun). Mulyadhi
Kartanegara dalam Amsal Bahtiar (2004: 16) berpendapat bahwa objek ilmu tidak
mesti selalu empiris karena realitas itu tidak hanya yang empiris bahkan yang
tidak empiris lebih luas dan dalam dibandingkan dengan yang empiris.
Proses terbentuknya ilmu terjadi
secara berkesinambungan. Maka seiring dengan berkembangnya zaman, makin
berkembanglah ilmu-ilmu pengetahuan yang ada. Kemajuan pesat ilmu pengetahuan
yang dicapai manusia pada ujung pertengahan kedua abad ke-20, memungkinkan arus
informasi menjadi serba cepat tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara,
ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar
pikiran. Ilmu-ilmu pada perkembangannya kemudian menjadi lebih
terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus semakin aplikatif
dan terasa manfaatnya bagi kehidupan.
Pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan terhadap pola kemasyarakatan alienasi adalah suatu kondisi
psikologis seorang individu yang dinafasi oleh kesadaran semu (tentang misteri
keabadian termasuk Tuhan), keberadaan, dan dirinya sendiri sebagai individu
serta komunitas. Pada perkembangannya, ilmu selalu akan membawa dampak positif
maupun negatif bagi manusia dan kehidupannya. Dapat dikatakan bahwa satu sisi
ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat, di sisi lain, timbul kekhawatiran
yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu itu karena tidak ada seorang pun
atau lembaga yang memiliki otoritas untuk menghambat implikasi negatif dari
ilmu. Keseimbangan moral maupun agama sangat perlu untuk dipertahankan.
Perkembangan ilmu pengetahuan
yang semakin pesat dan cenderung meniru budaya barat bisa jadi menciptakan
sebuah alienasi budaya. Orang merasa asing dengan budayanya sendiri.
Kemajuan-kemajuan memungkinkan banyaknya pilihan (multiple options) dan
membuka kesempatan tumbuhnya materialisme dan rasionalisme dengan luar biasa.
Tuntutan hidup begitu tinggi. Kemakmuran yang dicapai tidak terkendali, gaya
hidup menjadi konsumtif dan hedonistik. Manusia pribadi yang menjadi begitu
sibuk untuk mempertahankan hidup menyuburkan sosok individualistik. Yang
tersisa hanya wajah kehidupan tidak manusiawi dimana bahaya masa depan ialah
manusia menjadi robot karena terjadi alienasi diri. Ini merupakan pengaruh
negatif dari kemajuan ilmu jika tidak didasari dengan akhlak, norma, moral dan
landasan agama yang ada.
Manusia dengan alam pikirannya
selalu melahirkan inovasi baru yang pada akhirnya memberikan efek saling tular
serta membentuk sikap tertentu pada lingkungannya. Fenomena ini akan membawa
kita kepada masadepan manusia yang berbeda dan lebih kompleks. Prediksi pada
ilmuan Barat yang menyatakan bahwa agama formal (organized religion) akan lenyap,
atau setidaknya akan menjadi urusan pribadi, ketika iptekdan filsafat semakin
berkembang, ternyata tidak terbukti. Sebaliknya, dewasa ini sedang terjadi
prosesartikulasi peran agama (formal) dalam berbagai jalur sosial, politik,
ekonomi, bahkan dalam teknologi.
Dalam masa depan keilmuan
diperlukan peran ilmuan dalam menghadapi tantangan ilmu dan perkembangannya.
Manusia yang berpikir filsafati, diharapkan bisa memahami filosofi kehidupan,
mendalami unsur-unsur pokok dari ilmu yang ditekuninya secara menyeluruh
sehingga lebih arif dalam memahami sumber, hakikat dan tujuan dari ilmu yang
ditekuninya, termasuk pemanfaatannya bagi masyarakat. Oleh karena itu, kita
perlu untuk memahami seberapa besar pengaruh ilmu maupun teknologi yang ada di
kehidupan.
Gambaran Perkembangan Ilmu di
Masa Depan
Kemajuan ilmu dan teknologi yang
semula bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, namun pada kenyataannya
teknologi juga menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia. Saat ini,
ilmu pengetahuan sudah merambah ke segala jenis cakupan, mulai ilmu tentang
bumi, angkasa dan masih banyak lagi segala sumber untuk memperkaya pengetahuan
manusia. Jika dipandang dari ilmu filsafat maka ilomu tersebut terbentuk dari
pemikiran manusia tentang dirinya dan sekitarnya serta berusaha untuk berpikir
sejauh mungkin. Keilmuan yang tak mengenal batas memang memungkinkan manusia
melakuan banyak hal di bumi ini.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa
ada orang-orang cerdas yang menyalahgunakan ilmu yang dimilikinya. Apabila
manusia tidak mampu mengimbangi pengetahuan tersebut, maka akan banyak sekali
dampak negative yang akan ditibulkan. Ilmu pengetahuan seharusnya digunakan
untuk meringankan beban hidup manusia atau untuk membuat manusia dalam
melakukan sesuau. Karena dari lmu pengetahuan itulah yang nantinya akan
melahirkan teknologi.
Teknologi jelas sangat dibutuhkan
oleh manusia untuk mengatasi berbagai masalah, yang ada di kehidupan. Ilmu
pengetahuan sebagai alat untuk meningkatkan kebudayaan dan kemajuan bagi umat
manusia secara keseluruan. Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan telah
menjadi suatu sistem yang kompleks, dan manusia terperangkap didalamnya. Sulit
dibayangkan manusia bisa hidup layak tanpa ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
tidak lagi membebaskan manusia, tetapi manusia menjadi terperangkap dalam
sistem ilmu pengetahuan. Manusia telah menjadi bagian dari sistemnya, manusia
juga menjadi objeknya dan bahkan menjadi kelinci percobaan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan telah melahirkan
hal baru yang sistemik, mempunyai mekanisme yang kadangkala tidak bisa
dikontrol oleh manusianya sendiri. Suatu mekanisme sistemik yang semakin hari
semakin kuat, semakin besar dan kompleks. Teknologi telah menjadi suatu dunia
baru di atas dunia yang ada ini.
Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Pendidikan selalu berlangsung
dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu. Demikian pula di
Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan
kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-kultural merupakan salah satu dasar utama
dalam menentukan arah kepada program-program pendidikan baik program pendidikan
sekolah maupun program pendidikan luar sekolah.
Dari sisi lain pendidikan
merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan
setiap masyarakat. Di dalam UU no 2 Tahun 1989 tentang sistim pendidikan
nasional dinyatakan bahwa “dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai
peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan
kehidupan bangsa yang bersangkutan.” Melalui upaya pendidikan kebudayaan di
wariskan dan di pelihara oleh setiap generasi bangsa. Berkaitan dengan hal itu,
upaya pendidikan di arahkan pula untuk mengembangkan kebudayaan itu. Kebudayaan
adalah “ keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan
belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu
(koentjaraninggrat, 1974: 19). Kebudayaan itu dapat berwujud:
- Ideal, yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
- Kelakuan, yakni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
- Fisik, yakni benda-benda hasil karya manusia, (Koentjaraningrat 1974: 15-22).
Kajian masyarakat masa depan itu
semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan
peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian,
pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.
Beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri
masyarakat di masa depan yaitu:
- Kecenderungan Globalisasi yang Makin Kuat.
Istilah globalisasi (asal kata:
global yang berararti secara umumnya, utuhnya, kebulatannya) bermakna bumi
sebagai satu keutuhan seakan akan tanpa tapal batas administrasi negara, dunia
menjadi amat tarnsparan, serta saling ketergantungan antar bangsa didunia
semakin besar; dengan kata lain: “menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu
kesatuan.” Menurut Emil Salim (1990; 8-9).
Terdapat empat bidang kekuatan
gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni:
- Bidang iptek
Terdapatnya perkembangan yang
semakin dipercepat dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti
computer dan satelit. Kekuatan pertama gelombang globalisasi ini membuat bumi
seakan-akan menjadi sempit dan transparan. Globalisasi iptek tersebut memeberi
orientasi baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.
- Bidang ekonomi
Adanya perkembangan yang mengarah
ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara.
Di berbagai bagian dunia telah berkembang kelompok-kelompok ekonomi regional.
Gejala lainnya adalah makin meluasnya perusahaan multi nasional sebagai
perusahaan raksasa yang kakinya tertanam kuat di berbagai negara. Globalisai
ekonomi telah menyebabkan negara hanya bertapal batas politik saja, sedangkan
dari segi ekonomi semakin kabur.
- Bidang lingkungan hidup
Bidang ini telah menjadi bahan
pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya
pada konferensi tingkat tinggi (KTT) bumi , atau nama resminya: konferensi PBB
mengenai lingkungan hidup dan pembangunan (UNCED), pada awal juni 1992 di Rio
De Janeiro, Brasil. Kerusakan ke berbagai negara di sekitarnya, bahkan
mengancam keselamatan planet ini. Oleh karena itu, diperlukan wawasan dan
kebijakan yang tepat dalam bidang pembangunan yang menjamin kelestarian dan
keselamatan lingkungan hidup, atau pembangunan yang berwawasan lingkungan.
- Bidang pendidikan
Berkaitan dengan identitas
bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara. Disamping adanya
gagasan-gagasan dalam pendidikan globalisasi terjadi pula secara langsung
menerpa setiap indiidu manusia melalui buku, radio ,televisi, dan media
lainnya.
Di samping keempat bidang
tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak dalam bidang politik, hukum dan
HAM, paham demokrasi dan sebagainya. Kecenderungan globalisasi tersebut
merupakan suatu gejala yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, banyak
gagasan dalam menghadapi globalisasi yang menekankan perlunya berpikir dan
berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan
keadaan nyata disekitarnya.
- Perkembangan llmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan IPTEK yang makin
cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu cirri utama dari masyarakat
masa depan. globalisasi perkembangan IPTEK tersbut dapat berdampak positif
ataupun negatif, tergantung pada kesiapan bangsa besrta kondisi
social-budayanya untuk menerima limpahan informasi atau teknologi tersebut.
Segi positifnya antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang
terjadi di dunia. Sedangkan segi negatifnya akan timbul apabila kondisi social-
budayanya belum siap menerima limpahan itu (Pratiwi Sudarsono, 1990: 14-15).
Percepatan perkembangan IPTEK
tersebut terkait dengan landasan ontologism,epistemologis, dan aksiologisnya
(Filsafat Ilmu, 1981: 9-15). Iptek membantu mengembangkan peranti yang dapat
mengatasi berbaai kekurangan atau keterbatasan alat indera, danpada gilirannya,
peranti itu sangat membantu mengebangkan IPTEK itu sendiri. Globalisasi
perkembangan iptek yang cepat tersebut adalah peluang dan tantangan. Terbuka
peluang bagi kita untuk menikuti perkembangan iptek tersbut secara dini
sebaliknya apabila masyarakat belum siap menerimanya, maka akan berubah menjadi
tantangan.
- Perkembangan Arus Komunikasi Yang Semakin Padat Dan Cepat.
Pada umumnya bentuk komunikai
langsung (verbal atau non verbal) di kenal sebagai komunikasi
antar pribadi (interpersonal communication), baik komunikasi antar orang
(Dyadic communication), maupun komunikasi dalam kelompok kecil (small
group communication) dengan ciri pokok adanya dialog diantara pihak pihak
yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah
komunikasi publik, yang dibedakan atas komunikasi pembicara-pendengar (speaker
audience communication). Beberapa unsur proses komunikasi yaitu:
- Sumber pesan seperti harapan,gagasan,perasaan aatau prilaku yang diinginkan oleh pengirim pesan.
- Penyandian (encoding), yakni pengubahan atau penerjemahan isi pesan kedalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
- Transmisi (pengiriman) pesan.
- Saluran.
- Pembukasandian (decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang di terima kedalam isi pesan oleh penerima.
- Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
- Gangguan atau hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.
Perkembangan komunikasi dengan
arus informasi yang makin padat dan akan di percepat di masa depan mencakup
keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut.
- Penigkatan Layanan Profesional.
Salah satu ciri penting
masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesionalisme
dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek ang makin
cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan epat, maka
anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta
daya kritis yang semakin tinggi. Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut
makin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik, termsuk berbagai layanan
yang dibutuhkannya. Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi tertentu, atau
layanan professional, akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tersebut.
Status professional memerlukan
persyaratan yang berat, sehingga tidak semua jenis pekerjaan dapat
memperolehnya. Sehinga tuntutan mutu layanan professional tersebut semakin
tinggi pula hal itu menuntut suatu kerja sama antar tenaga professional yang
semakin erat. Dengan demikian, kualitas hidup dan kehidupan manusia dalam
masyarakat di masa depan akan lebih baik lagi.
Tantangan Ilmuan dalam
Pengembangan Ilmu
Penelaahan keilmuan dimulai
dengan permasalahan. Singkatnya, terdapat banyak sekali masalah dalam ilmu. Hal
ini memang tak aneh bila diingat betapa rumitnya hakikat manusia dan kehidupan.
Akibat dari kerumitan ini maka tiap masalah keilmuan sudah harus merupakan
seleksi dari data yang diberikan oleh penghidupan kepada kita. Ini juga berarti
bahwa tak seorang pun, memecahkan suatu masalah, dapat memilih seluruh fakta.
Dalam permasalahan keilmuan ini,
kita dikenalkan dengan namailmuan yang merupakan ahli atau pakar dalam bidang keilmuan.Kata
ilmuan ini muncul kira-kira tahun 1840 untuk membedakanmereka dengan para
filsuf, kaum terpelajar dan cendekiawan dan lain sebagainya. Ilmuan disini
mempunyai beberapa arti, peran, ciri serta tanggung jawab dalam ilmu atau hasil
penemuannya. Maka dari itu, ilmuantidaklah lain orang yang mencari keajengan
dalam alam yang bersifat kognitif, rasional dan teoritis yang nantinya akan menghasilkan
sebuah ilmu. Karena ilmu yang dikembangkan oleh para ilmuan untuk mencapai
kebenaran atau memperoleh pengetahuan.
2.1.1
Hubungan Antara Kemajuan Ilmu dan Krisis Kemanusiaan
Kemajuan ilmu dan teknologi yang
semula bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya
teknologi telah menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi kehidupan
manusia. Kemajuan teknologi yang begitu hebat, ternyata tanpa disadari
teknologi itupun memenjarakan manusia. Artinya, penjara manusia tidak berkurang
dengan kemajuan teknologi, tetapisemakin bertambah. Pada konteks inilah manusia
perlu disadarkan dari penjara yang bernama teknologi. Contohnya, perkembangan
rekayasa genetika ternyata membuat khawatir para pemerhati hak-hak asasi
manusia. Kerena dengan rekayasa genetika tersebut, manusia tidak memiliki hak
yang bebas lagi. Sementara itu, ketidakpastian juga merebak dari segi moral dan
kemanusiaan jika rekayasa genetika diterapkan pada manusia. Penyadaran terhadap
bahaya yang begitu besar bagi kemanusiaan perlu untuk dilakukan, terutama pada
penguasa yang memiliki otoritas dalam mengambil kebijakan. Etika global perlu
untuk dirumuskan bersama, karena krisi akibat teknologi tidak hanya berdampak
untuk negara tertentu, tetapi mencakup semua negara.
2.1.2
Hubungan Antara Agama, Ilmu dan Masa Depan Manusia
Agama dan ilmu memiliki beberapa
perbedaan, yakni agama lebih mengedepankan moralitas dan cenderung eklslusif,
dan subjektif. Sementara itu, ilmu selalu mencari yang baru, tidak terlalu
terikat dengan etika, progresif, bersifat inklusif, dan objektif. Agama
memberikan ketenangan dari segi batin karena ada janji kehidupan setelah mati,
sedangkan ilmu member ketenangan sekaligus kemudahan bagi kehidupan di dunia.
Karakteristik agama dan ilmu tidak selalu harus dilihat dalam konteks yang
bersebrangan, tetapi juga perlu dipikirkan bagaimana keduanya bersinergi dalam
membantu kehidupan manusia yang lebih layak.
Manusia merupakan makhluk yang
“future-oriented”, tindakan dan pertimbangan pada saat ini penting untuk
meprediksikan persoalan–persoalan masa depan. Bahkan sejarah penuh dengan
contoh-contoh, baik tentang kekejaman manusia maupun tentang pengorbanan yang
telah dilakukannya dengan maksud untuk menjamin terjadinya suatu hari depan
yang lebih baik. Dalam pandangan agama, ilmu dan teknologi bukan merupakan
aspek kehidupan manusia yang tertinggi. Tidak juga merupakan puncak kebudayaan
dan peradaban umat manusia di dalam evolusinya mencapai kesempurnaan hidup
(perfection of existence).
Ilmu pengetahuan dan teknologi
memakai “rasio” (akal) yang tajam. Kerohanian, kejiwaan agama memakai “intuisi”
(wahyu) sebagai saranamasing-masing untuk membuktikan kebenarannya dan
menghayati hakikatnya. Ilmu pengetahuan hingga kini dianggap sebagai pengawal
kemajuan umat manusia yang secara umum banyak diserang sebagai pembawa berbagai
macam ketimpangan dan pencemaran fisik, biologi, dan budaya. Maka asas
keseimbangan harus diterapkan karena memang dalam pembangunan senantiasa kita
dihadapkan kepada krisis nilai-nilai insane dan masalah untuk memanusiakan
manusia itu sendiri; problema manusia tersebut tidak menjadi alat atau korban
dari ciptaannya sendiri.
2.1.3 Hubungan Antara
Etika, Moral, Norma dan Ilmu Pengetahuan
Untuk lebih mengenal apa yang
dimaksud dengan aksiologi, berikut adalah keterangan mengenainya. Aksiologi
berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti
teori. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Sedangkan arti aksiologi yang
terdapat di dalam bukunya Jujun S. Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer bahwa aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Dari definisi-definisi mengenai
aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa pemasalahan yang utama adalah
mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah suatu yang dimiliki manusia untuk
melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai
dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika.
Etika menilai perbuatan manusia,
maka lebih tepat dikatakan bahwa obyek formal etika adalah norma-norma
kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah
laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang
normatif, yaitu suatu kondisi yang melibatkan norma-norma. Sedangkan estetika
berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia
terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya.
Nilai itu objektif ataukah
subjektif adalah sangat tergantung dari hasil pandangan yang muncul dari
filsafat. Nilai akan menjadi subjektif, apabilah subjek sangat berperan dalam
segala hal, kesadaran manusia menjadi tolak ukur segalanya atau eksistensinya,
maknanya dan faliditasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian
tanpa mempertimbangkan apakah apakah hal tersebut bersifat psikis atau
fisis. Dengan demikian, nilai subjektif akan selalu memperhatikan
berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan,
intelektualitas dan hasil nilai subjektif selalu akan mengarah kepada suka atau
tidak suka, senang atau tidak senang. Nilai itu objektif, jika dia tidak
tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Nilai objektif muncul
karena adanya pandangan dalam filsafat tentang objektivisme. Objektivisme ini
beranggapan pada tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, sesuatu yang
memiliki kadar secara realitas benar-benar ada. Kemudian bagaimana dengan nilai
dalam ilmu pengetahuan. Seorang ilmuan haruslah bebas dalam menentukan topik
penelitiannya, bebas dalam melakukan eksprimen-eksprimen. Kebebasan inilah yang
nantinya akan dapat mengukur kualitas.
Peran Ilmuan dalam Pengembangan
Ilmu
Dalam catatan sejarah, bahwasanya
ilmuan memiliki beberapaciri yang ditunjukkan oleh cara berfikir yang dianut serta
dalam perilaku seorang ilmuan. Mereka memilih bidang keilmuan sebagai profesi.
Untuk itu yang bersangkutan harus tunduk di bawah wibawa ilmu. Karena ilmu
merupakan alat yang paling mampu dalam mencari dan mengetahui kebenaran.
Ini dapat dikenali lewat
paradigma maupun pola sikap senyatanyadalam kehidupan sosial, yang merupakan
penjelmaan prinsip-prinsip ilmiah. Seorang ilmuan tampaknya tidak cukup hanya
memiliki daya kritis tinggi atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan
tekad besar dalam mencari atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral,
tetapi lebih dari semua ituialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu
kehidupan itu harus menjadi pilihan juga sekaligus junjungan martabat manusia.
2.1.4
Syarat-Syarat yang Harus Dipatuhi Seorang Ilmuan
Seorang ilmuan sudah tentu bukan
hanya sekedar memapankannamanya saja, akan tetapi ia harus bisa mempopulerkan
karya ilmiahnya agar bisa diterima masyarakat dan sekiranya karya ilmiahnya
baik. Oleh karena ituseorang ilmuan harus memenuhi beberapa syarat,
diantaranya: prosedur ilmiah; metode ilmiah; adanya suatu gelar yang berdasar
pendidikan formalnya yang ditempuh; kejujuran ilmuan, yakni suatu kemauan yang
besar, ketertarikan pada perkembangan ilmu pengetahuan terbaru dalam rangka
profesionalitas keilmuannya.
2.1.5
Peran dan Fungsi Ilmuan
Ilmuan merupakan orang yang
menemukan masalah spesifik dalam ilmu. Salah satu syarat utama dalam hubungan
antara ilmuan denganmasalah keilmuan tidak lain hanyalah, seorang ilmuan harus
memiliki ciri, sikap dan tanggung jawab. Akan tetapi di sini seorang ilmuwa
harus jugamemiliki peran atau pun fungsi. Tiga peran ilmuan dalam segi
kegiatan:
- Sebagai Intektual, seorang ilmuan sosial dan tetap mempertahankandialognya yang kontinyu dengan masyarakat sekitar dan suatuketerlibatan yangintensif dan sensitif.
- Sebagai Ilmuan, dia akan berusaha memperluas wawasan teoritis danketerbukaannya kepada kemungkinan dan penemuan baru dalam bidang keahliannya.
- Sebagai Teknikus, dia tetap menjaga keterampilannya memakai instrumen yang tersedia dalam disiplin yang dikuasainya. Dua peran terakhir memungkinkan dia menjaga martabat ilmunya, sedangkan peran pertama mengharuskannya untuk turut menjaga martabat manusia. Karena kita semua tahu bahwa ilmu merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara terbuka olehmasyarakat. Maka dari itu, fungsi seorang ilmuan tidak hanya berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual namun juga bertanggung jawabagar produk keilmuannya sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakatluas.
2.1.6
Tanggung Jawab Ilmuan
Tanggung jawab ilmuan dalam
pengembangan ilmu sekurang-kurangnya berdimensi religius atau etis dan sosial.
Pada intinya, dimensi religius atau etis seorang ilmuan hendaknya tidak
melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika
keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu
mewajibkan ilmuan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan
kegagalannya,mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu
yang sudahdisepakati dalam dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru
dengan para sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk
mendapatkankonfirmasi, menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan
sebenar-benarnya sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia
jugamemperoleh bahan-bahan dari orang lain guna mendukung teori-teori
yangdikembangkannya.
Maka dari itu, seorang ilmuan
wajib mempublikasikantemuannya agar orang lain dapat melakukan verivikasi
terhadapnya. Jadi jelaslah kiranya bahwa seorang ilmuan mempunyai tanggung
jawab sosialyang terpikul di bahunya. Bukan karena dia adalah warga masyarakat
yangkepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat namun yang lebih
penting adalah karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsunganhidup
bermasyarakat. Oleh sebab itu dia mempunyai kewajiban sosial untuk menyampaikan
hal itu kepada masyarakat banyak dalam bahasa yang dapatmereka cerna.Dalam hal
ini juga seorang ilmuan mengkontribusikan ilmunyadengan ciri khas kharismatik
ilmuan yang terpancar dalam nilai ilmiahnyasehingga membawanya dalam kehidupan
masyarakat yang ilmiah dan bias menempatkan diri sebagai komunitas yang menjiwa
diseluruh kalanganmasyarakat.
Dari apa yang kita ketahui
bersama di atas dapat kita simpulkan, bahwa ilmuan adalah seorang yang
berkecimpung dalam beberapa bidanng keilmuan. Sebagai mana kita lihat bersama
dalam beberapa pengertian ilmuan yang disajikan dipoin kedua. Yang mana seorang
ilmuan itu tidak luput dari hal ilmiah. Karena karya ilmiah ini merupakan salah
satu pokok yang terpenting untuk mempublikasikan karyanya dengan riset-riset
tertentu. Di samping itu, ilmuan tidak hanya terpaku dalam hal sikap saja
melainkan dalam tanggung jawab. Karena tanggung jawab ilmuanmerupakan ikhtiar
mulia sehingga seorang ilmuan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk
menyalahgunakan ilmu.
Upaya Pendidikan Dalam
Mengantisipasi Masa Depan
Masyarakat masa depan dengan ciri
globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat
dan cepat, dan sebagainya, telah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi
segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut.
Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi
tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat
yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan
pendekatan sistematik-sistematik. Pembanguna manusia Indonesia seutuhnya
merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang
akan datang untuk itu diperlukan:
2.4.1
Tuntutan Bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Setiap upaya manusia untuk
menyesuaikan diri terhadap konstelasi dunia pada masanya (pada masa lampau,
kini, akan datang) adalah proses modernisasi sebagai perkiraan masyarakat masa
depan. Berdasarkan acuan normative yang berlaku (UU RI No. 2/1989 beserta
peraturan pelaksanaanya) telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan di
Indonesia, yang dapat di anggap sebagai profil manusia Indonesia di masa depan,
salah satu ketentuan penting dalam perundang-undangan tersebut adalah ketetapan
pendidikan dasar sembilan tahun.
Tuntutan manusia Indonesia di
masa depan diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan dimasa depan tersebut. Beberapa diantaranya
seperti:
- Ketanggapan terhadap berbagai masalah social, politik, cultural, dan lingkungan.
- Kreativitas didalam menemukan alternative pemecahannya.
- Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
2.4.2
Upaya Mengantisipasi Masa Depan.
- Perubahan Nilai dan Sikap.
Nilai dan sikap memegang peranan
penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma,
acuan yang seharusnya, dan atau kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku.
Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti agama, hukum,
adatistiadat, moral, dan sebagainya, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis. Bagi bangsa Indonesia dengan masyarakat yang majemuk terjadi variasi
system nilai dan tata kelakuan ( sebagai wujud ideal dari kebudayaan
nusantara).
Salah satu pengaruh nilai akan
tampak dalam sikap (attitude) seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum, maka
sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecenderungan
untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut ( dapat positif
ataupun negative). Sebagai kemampuan internal, kemungkinan berbagai alternatif
unuk bertindak. Dalam sikap dapat dibedakan atas tiga aspek, yaitu: aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif.
Perubahan nilai dan sikap dalam
rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga
dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian dan aspek
pembaruan. Nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian dan kebudayaan
Indonesia seyogyanya akan tetap dilestarikan, agar terhindar dari krisis
identitas.
- Pengembangan Kebudayaan.
Salah satu upaya penting dalam
mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan
kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana
kehidupan manusia. Kebudayaan mencakup unsur-unsur mulai dari system religi,
kemasyarakatan, pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian, sampai dengan
system teknologi dan peralatan (Koentjaraningrat,1974:12). Unsur terakhir
tersebutlah yang paling mudah berubah dibandingkan dengan unsure lainnya; akan
tetapi, perubahan masyarakat Indonesia dari masyarkat pertanian ke masyarakat
industri dan masyarakat informasi telah meyebabkan keseluruhan unsure-unsur
tersebut akan mengalami pengaruh yang kuat. Oleh karena itu, manusia Indonesia
tidak hanya dipengaruhi oleh budaya setempat (sesuai etnis yang ada di
nusantara) dan budaya Indonesia (yang berkembang dari puncak budaya-budaya
nusantara tersebut), tetapi juga menerima berbagai pengaruh “budaya dunia”
(Refleksi, 1990: 3-4). Dalam menghadapi berbagai pengaruh tersebut setiap
individu diharapkan dapat menyelaraskannya dengan baik, agar dapat menyesuaikan
diri dengan dunia yang selau berubah tersbut dengan berhasil. Saling pengaruh
dalam pengembangan kebudayaan di dunia ini, merupakan hal lumrah.
- Pengembangan Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu
pilar utama dalam mengan tisipasi masa depan, karena pendidikan selalu
berorientasi pada penyiapan peserta didik untuk berperan di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, pengembangan sarana pendidikan sebagai salah satu
prasyarat utama untuk menjemput masa depan dengan segala kesempatan dan
tantangannya.
Khusus untuk menyongsong era
globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara
khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo
(1990:33) mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yakni:
- Pendidikan untuk pengembangan IPTEK, dipilih terutama dalam bidang-bidang yang vital, seperti manufacturing pertanian, sebagai modal utama untuk menghadapi globalisasi.
- Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrument operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.
- Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurnnya kualitas hidup dan hancurnnya system pendukung kehidupan manusia.
- Pendidikan untuk pengembangan system nilai, termasuk filsafat, agama dan teologi demi ketahanan sosial-budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
- Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan kepelatihan, termasuk pengelola sistem pendidikan formal dan non formal, demi penggalakan peningkatan pemrataan mutu, relevansi, dan efisiensi sumber daya manusia secara keseluruhan.
Khusus untuk pendidikan tinggi,
terdapat kecenderungan berkembangnya pola pemecahan masalah secara
multidisiplin. Oleh karena itu, diperlukan suatu program pendidikan yang kuat
dalam dasar keahlian yang akan memperluas wawasan keilmuan dan membuka peluang
krjasama dengan bidang keahlian lainnya.
Kesimpulan
3.1.1
Gambaran dan masa depan ilmuwan
Teknologi jelas sangat dibutuhkan
oleh manusia untuk mengatasi berbagai masalah, yang ada di kehidupan. Ilmu
pengetahuan sebagai alat untuk meningkatkan kebudayaan dan kemajuan bagi umat
manusia secara keseluruhan.
Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Beberapa karateristik umum yang
dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
- Kecenderungan Globalisasi yang Makin Kuat.
- Perkembangan llmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
- Perkembangan Arus Komunikasi Yang Semakin Padat Dan Cepat.
- Penigkatan Layanan Profesional.
3.1.2
Tantangan dan masa depan keilmwuan
Ilmu memiliki beberapa tantangan
terhadap beberapa aspek di kehidupan manusia. Di antaraanya adalah:
- Hubungan Antara Kemajuan Ilmu dan Krisis Kemanusiaan
Kemajuan ilmu dan teknologi yang
semula bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya
teknologi telah menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi kehidupan
manusia. Kemajuan teknologi yang begitu hebat, ternyata tanpa disadari
teknologi itupun memenjarakan manusia.
- Hubungan Antara Agama, Ilmu dan Masa Depan Manusia
Karakteristik agama dan ilmu
tidak selalu harus dilihat dalam konteks yang bersebrangan, tetapi juga perlu
dipikirkan bagaimana keduanya bersinergi dalam membantu kehidupan manusia yang
lebih layak.
- Hubungan Antara Etika, Moral, Norma dan Ilmu Pengetahuan
Etika menilai perbuatan manusia,
maka lebih tepat dikatakan bahwa obyek formal etika adalah norma-norma
kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah
laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang
normatif, yaitu suatu kondisi yang melibatkan norma-norma
3.1.3
Peran dan Tnaggung Jawab Ilmuwan dalam Pengembangan Ilmu
1. Peran:
- Sebagai Intektual
- Sebagai Ilmuan
- Sebagai Teknikus
Tanggung jawab ilmuwan dalam
pengembangan ilmu sekurang-kurangnya berdimensi religius atau etis dan sosial.
Pada intinya, dimensi religius atau etis seorang ilmuan hendaknya tidak
melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika
keilmuan yang ditekuninya.
3.1.4
Upaya Pendidikan Dalam Mengantisipasi Masa Depan.
1.Perubahan Nilai dan Sikap
Kalau nilai masih bersifat umum,
maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut
(dapat positif ataupun negatif).
2. Pengembangan Kebudayaan
Kebudayaan mencakup unsur-unsur
mulai dari system religi, kemasyarakatan, pengetahuan, bahasa, kesenian,mata
pencaharian, sampai dengan system teknologi dan peralatan
(Koentjaraningrat,1974:12)
3. Pengembangan Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu
pilar utama dalam mengan tisipasi masa depan, karena pendidikan selalu
berorientasi pada penyiapan peserta didik untuk berperan di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Suriasumantri, Jujun S. 1980. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta:
yayasan PT Gramedia ,Jakarta 1978.
Gerungan, Raflen A. “Perkiraan dan Antisipasi Terhadap Masyarakat Masa
Depan” (online), http://mediaedukasiku.blogspot.com/p/perkiraan-dan-antisipasi-terhadap.html,
di akses pada 26 Mei 2013.
Naoman, ayu . 2012 “Tantangan dan Masa Depan Ilmu” (online), http://www.slideshare.net/ayuNaoman/tantangan-dan-masa-depan-ilmu?utm_source=slideshow01&utm_medium=ssemail&utm_campaign=share_slideshow,
diakses pada 26 Mei 2013.
Anonim. “Tanggung Jawab Ilmuan” (online), http://www.scribd.com/doc/24070734/KAJIAN-TENTANG-ILMUAN-YANG-MELIPUTI-CIRI-DAN-PERAN-SERTA-TANGGUNG-JAWABNYA-TERHADAP-TEMUANNY1,
diakses pada 26 Mei 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar