BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Vroom Motivasi adalah
kondisi yang mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu
terhadap bermacam-macam kegiatan yang akan di kehendaki .Motivasi
merupakan faktor penting yang mampu membantu seseorang untuk sukses atau tidak
dalam menjalankan kegiatan nya.Seorang pengusaha dengan tekun dan semangat
menjalankan usahanya, sehingga dia menjadi pengusaha yang kaya.Disekolah
seorang siswa dengan tekun bekerja dengan keras, tanpa ada perintah atau karena
ada ujian saja, sehingga dia berhasil menguasai materi ajar dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian motivasi ?
2. Apa fungsi motivasi ?
3. Apa saja teori motivasi ?
4. Apa tujuan motivasi?
5. Bagaimana penggolongan motivasi?
6. Bagimana pengukuran dan usaha peningkatan
motivasi ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian motivasi
2. Mengetahui fungsi motivasi
3. Mengetahui teori motivasi
4. Mengetahui tujuan motivasi
5. Mengetahui penggolongan motivasi
6. Mengetahui pengukuran dan usaha
peningkatan motivasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi
Dalam keseharian, kita
sudah mengenal istilah motivasi.Motivasi di pahami sebagai dorongan.Sesuatu
yang membuat seseorang berprilaku, sesuatu yang mendorong orang untuk berbuat.
Sartain mengatakan pada umumnya motivasi atau
dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang
(incentive). Tujuan (goal) adalah yang menentukan atau membatasi tingkah laku
organisme itu .jika yang kita tekankan adalah faktanya atau objeknya yang
menarik organisme itu, maka kita gunakan istilah “perangsang” (incentive)
Menurut Gage dan Berliner (1984)
motivasi merupakan sesuatu yang membuat seseorang untuk bergerak (energy) dan
memberikan arah pada aktivitasnya (activity). Beliau menjelaskan bahwa “energy
and direction are at the center of the consep of motivation”. Energy dan arah
merupakan inti (center) dari konsep motivasi. Motivasi juga merupakan konsep
yang luas (motivation is board concept) dan sangat berkaitan dengan beberapa
istilah lain seperti: kebutuhan (needs), kepentingan (interest), nilai-nilai
(values), sikap (attitude), aspirasi (aspiration) dan insentif (incentives).
Beberapa istilah ini memberikan pengaruh pada energy dan arah aktivitas kita.
Bisa
dipahami bahwa motivasi secara bahasa adalah energy atau kekuatan.
Sedangkan secara makna dipahami bahwa, motivasi merupakan sesuatu energy yang mendorong
seseorang untuk berbuat dan melakukan sesuatu.Dalam konteks belajar, motivasi
belajar diartikan sesuatu yang memberikan energi dan kekuatan siswa untuk
belajar, dan menggerakkan kegiatannya untuk itu.
2.2 Fungsi Motivasi
Maslow menyatakan bahwa psikologi motivasi adalah sebuah
fungsi dari lima kebutuhan dasar, yaitu :
a. Psikologi
Kebutuhan
dasar yang utama, antara lain kebutuhan akan makanan, minum, udara untuk
bertahan hidup.
b. Keamanan
Antara
lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
c. Cinta
Keinginan
untuk dicintai dan mencintai.
d. Penghargaan
Kebutuhan
akan reputasi, kebanggan, dan pengakuan dari orang lain
e. Aktualisasi diri
Keinginan
untuk menjadi apa yang ia ingin jadi.
2.3 Teori Motivasi
Herbert j, klausmer
(1985) dalam bukunya edutacional psychology menjelaskan secara umum bahwa, ada
3 teori yang familiar untuk menggambarkan (describe) dan menjelaskan (explain)
tentang motivasi. Tiga teori itu adalah: psychoanalytic theory, Association
theory, dan humanistic theory.
1.Psychoanalytic theori
Teori psikologi analitik ini berasal
dari freud (1953). Beliau tertarik dalam memahami dan mengobati prilaku normal.
Dua konsep motivasi dalam teori freud ini adalah apa yang diistilahkan dengan
homeostasis dan hedonism.Homeostatis menjelaskan tentang aktivasi atau energy dari
prilaku .Homeostatis juga bersumber dari adanya dorongan (drive)untuk
mempertahankan lingkungan internal yang stabil misalnya adanya kebutuhan
seperti makan.Hedonism menunjukan tentang arah kegiatan .kegiatan di arahkan
pada tujuan yang telah ditentukan .
Tiga dorongan yang mendorong individu berperilaku
yaitu apa yang disebut dengan id,ego and superego. Biasanya bayi dan kanak
–kanak perilaku nya secara vlangsung digerakan oleh sesuatu yang dinamakan id
.ego, sementara ego berkembang kemudian dan memungkinkan individu untuk
mengahadapi realitas dengan kesadarannya . Dan dorongan tertinggi adalah
superego yaitu dorongan yang sesuai dengan hati nurani,ini merupakan mekanisme
internal, atau sistem nilai. Jadi superego memberikan pedoman untuk membuat
penilaian.
2.Associationtheory
Menurut Herbert J, klausmeir (1985),
teori asosiasi merupakan bagian dari teori motivasi. Teori asosiasi
(Association theory) merupakan teori yang menjelaskan bagaimana motivasi
terkait dengan adanya antara stimulus-dengan respon. Dengan kata lain teori ini
menekankan pentingnya lingkungan dalam menentukan prilaku. Ada beberapa hal
terkait dengan teori asosiasi ini yaitu:
Satisfaction and annoyance (kepuasan
dan kejengkelan): teori ini di kemukakan oleh Edwar Lee Thordike, beliau
merupakan pioner dalam psychology of learning. Dia menjelaskan, bahwa motivasi untuk
belajar melalui hukum yang dinamakan dengan learning by the law of effect.
Dalam teori ini dijelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon, yang
diikuti dengan hal yang memuaskan, seperti adanya pemberian hadiah (reward)
maka kekuatan koneksi nya akan meningkat (responnya akan meningkat).
Sebaliknya, ketika hubungan stimulus dan respon yang diikuti dengan sesuatu
yang tidak menyenangkan seperti, hukuman maka koneksinya akan melemah.
Need and drive (kebutuhan dan dorongan) kebutuhan
dan droongan ,dua hal yang mrmpunyai kaitan. Adanya kebutuhan membuat seseorang
melakukan sesuatu,sehingga dapat mengurangi kebutuhan itu sendiri. Hasilnya
adanya kepuasan dan sesuatu yang menyenangkan
3.Humanistik theory
Teori humanistik dalam
teorinya yang maslow dikenal dengan istilah need theory. Dalam teori kebutuhan
ini ada empat tingkatan yang masing-masing ada dua tingkatan. Adapun keempat
hirarki itu adalah physical, organization needs, and aesthetic needs (Gage dan
Berliner)
a)Physical,
organization needs
Ada dua kebutuhan dasar manusia di
sini yaitu survival needs dan security needs. Survival needs merupakan
kebutuhan dasar manusia, dimana manusia sangat membutuhkannya sepanjang
kehidupannya. Misalnya: makan, bernafas dan lainnya.Security needs, yaitu
kebutuhan yang terkait dengan keamanan dirinya, tidak ada kekhawatiran tentang
esok hari dan lainnya.
Keamanan juga menjadi hal pokok yang
menjadi perhatian manusia. Manusia tidak akan memikirkan kebutuhan lainnya
seperti pengetahuan dan lain sebagainya, jika keamanan tidak terjamin. Begitu
juga dalm pembelajaran, hendaknya guru mesti memahami ini.Bagaiman menciptakan
suasana yang aman dan nyaman bagi siswa dalam pembelajaran. Sehingga siswa
enjoy dalam menikmati proses pembelajaran.
b)affilitation
social needs
Setelah terpenuhinya kebutuhan
physical organizational needs,maka manusia butuh akan kebutuhan yang diatasnya
yaitu apa yang kita namakan oleh maslow dengan affilitation social needs, yaitu
kebutuhan untuk berafialiasi atau kebutuhan untuk diterima secara social,
ditengah-tengah lingkungan dimana dia berada kebutuhan ini dibagi dalam dua
tingkatan yaitu belonging needs dan esteem needs.
Belonging needs merupakan kebutuhan
untuk bisa diterima secara social. Fitrahnya manusia adalah manusia sebagai
makhluk sosial.Maka ini merupakan kebutuhan pokok yang ada dalam diri individu,
dia senang jika dianggap keberadaannya diakui, tidak hanya sekedar berada saja.
Sedangkan esteem needs merupakan kebutuhan fitrah manusia juga, dimana manusia
sangat senang untuk dihargai. Manusia merupakan makhluk yang unik, yang
memiliki karakteristik sendiri, karenanya kebutuhan ini menjadi penting.
c)achievement,
intellectual needs
Kebutuhan tentang achievement,
intellectual needs mencakup akan dua kebutuhan yaitu, needs for knowledge dan
needs for understanding. Dua kebutuhan ini merupakan lanjutan dari kebutuhan
sebelumnya jika mengikut hirarki kebutuhannya maslow.
Needs of knowing merupakan kebutuhan
untuk memperoleh dan mendapat informasi dan pengetahuan (acces information) dan
pengetahuan (lore).Hal ini ditandai dengan adanya keinginan untuk mengetahui
bagaiman melakukan sesuatu (how to do things), ingin mengetahui makna dari
sesuatu yang dia lihat, berupa peristiwa (event) atau symbol (symbol).
Needs for understanding, merupakan
kebutuhan tidak hanya pada ranah pengetahuan saja, akan tetapi kebutuhan diatas
tingkat pengetahuan. Yaitu kebutuhan untuk memahami (understanding). Kebutuhan
untuk memahami ini, berhubungan dengan pemahaman akan sebuah teori, integrasi
pengetahuan dalam struktur yang luas.
d)aesthetic
needs
Hirarki kebutuhan dalam teori
kebutuhan Maslaw ini setelah achievement, intellectual needs adalah, apa yang
dinamakan dengan aesthetic needs yaitu kebutuhan akan estetika. Kebutuhan akan
apresiasi, kebutuhan akan keseimbangan dan keteraturan dalam kehidupan. Adanya
rasa keindahan dan cinta untuk semua.
Banyak teori motivasi lain yang perlu dipahami
sehingga nantinya dapat bermanfaat dalam ranah pendidikan .diantara apa yang di
simpulkan oleh djiwandono (2006) :
1. Cognitive dissonance
Menyatakan diri menjadi seseorang yang
baik merupakan sesuatu kebutuhan dan menjadi motivator yang kuatbagi
individu.Perilaku seseorang yang memberikan alasan untuk menunjukan dirinya
positif ini dalam teori psikologi disebut dengan cognitive dissonance.
2. Arbution theory
Satu konsep untuk teori atribusi adalah
locus of control .kata locus berarti location . seseorang yang percaya bahwa sukses
atau aggal adalah haknya atau karena usahanya sendiri atau kemampuannya sendiri
. seseorang dengan external locus adalah seseorang yang lebih percaya bahwa ada
faktor-faktor lain seperti keberuntungan atau nasib tugas sulit atau perbuatan
lain yang menyebabkan gagal atau sukses.
3. Covington’s theoryof self-worth
Teori self-worth( menghargai dirinya
sendiri ) adalah salah satu teori motivasi berprestasi . Menurut teori ini
seseorang individu belajar dari persepsi masyarakat bahwa seseorang dinilai
karena prestasinya.
4. Expectancy theory of motivation
Teori ini dikenal dengan teoriharapan .
Karena teori ini sebagian besar bergantung harapan seseorang untuk mendapatkan
hadiah
2.4 Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu.Bagi seorang manajer, tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan pegawai atau bawahan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya
sehingga tercapai tujuan organisasi yang dipimpinnya.Bagi seorang guru, tujuan
motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga
tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di
dalam kurikulum sekolah. Sebagai contoh, seorang guru memberikan pujian kepada
seorang siswa yang maju ke depan kelas dan dapat mengerjakan hitungan
matematika di papan tulis. Dengan pujian itu, dalam diri anak tersebut timbul
rasa percaya pada diri sendiri, di samping itu timbul keberaniannya sehingga ia
tidak takut dan malu lagi jika disuruh maju ke depan kelas.
2.5 Penggolongan Motivasi
Motivasi dalam
penggolongannya dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik (intrinsic
motivation) dan motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation)(paul eggen,don
kauchak, 1997)
Intrinsic motivation merupakan
motivasi yang dimana individu untuk terlihat dalam aktivitasnya untuk
kepentingan dirinya sendiri.Sementara dalam extrinsic motivation terlihat dalam
suatu kegiatan, dan menganggapnya sebagai lat untuk mencapai tujuan.Dalam
bahasa umum dipahami intrinsic motivation, motivasi yang dating dalam diri
individu sendiri, sedangkan extrinsic motivation, motivasi yang datang dari
lingkungan individu itu.
2.6 Pengukuran dan
Usaha Peningkatan Motivasi
Motivasi merupakan suatu yang
abstrak dan tidak kelihatan.Akan tetapi dia hanya bisa dapat diamati dan
dilihat melalui cirri-ciri tertentu. Makmun menjelaskan beberapa indikator yang
bisa dilihat untuk melihat bagaimana motivasi seseorang, dalam hal ini
diarahkan kedalam kontek motivasi belajar:
1) Durasinya kegiatan, beberapa lama
kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan yang terkait dengan
pembelajaran.
2) Frekuensinya kegiatan, berapa sering
kegiatan belajar dilakukan. Berapa sering siswa membaca, menganalisa buku-buku
pelajaran.
3) Persistensinya, ketetapan dan
kelekatannya terhadap tujuan.
4) Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya
dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan.
5) Devosi, pengabdian dan pengorbanan
(uang, tenaga, pikiran bahkan jiwa atau nyawanya untuk mencapai tujuan.
6) Tingkatan aspiransinya, terkait dengan
rencana, cita-cita, sasaran atau target, dan idolanya, yang hendak dicapai
dengan kegiatan yang dilakukan.
7) Tingkatan kualifikasi prestasi atau
produk atau output yang dicapai dari kegiatan (berapa banyak, memadai atau
tidak, memuaskan atau tidak).
8) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan
(like or dislike, positir atau negative) (Makmun:2007).
Dalam proses pembelajaran di sekolah , banyak upaya
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan motivasi siswa . Diantaranya adalah :
2. Menjelaskan tujuan dari kegiatan
pembelajaran
3. Memberikan pujian pada siswa
4. Menciptakan kompetisi yang sehat didalam
kelas
5. Memberikan nilai dalambentuk angka
6. Memberikan ulangan
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Motivasi dapat didefinisikan sebagai proses psikologi yang
menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk
mencapai suatu tujuan.Kemudian motif adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.Atau seperti yang dikatakan Sertain
motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
3.2
Saran
Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang tak lepas dari
kekurangan yang membawa ketidaksempurnaan.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat kostruktif demi kesempurnaannya dimasa
mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Purwanto,
Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar