Filsafat Plato
Dalam kehidupan didunia setiap orang pasti memiliki dan mempelajari
ilmu pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri artinya semua yang diketahui
oleh orang tersebut. Dan sangat penting dan bermanfaat dalam kehidupan.
Ilmu pengatahua yang dimiliki oleh setiap individu, tidak harus lurus
berasal dari sekolah atau guru, tetapi juga dari kehidupan sehari-hari
tentang apa yang kita lakukan. Sebagai contohnya adalah pengalaman
karena dengan pengalaman kita akan mengerti dan dapat memahami, serta
dapat kita jadikan sebagai pengetahuan.
Ilmu pengetahuan tidak hanya pengetahuan sosial dan alam, tetapi
berkaitan dengan hal lainnya. Contohnya tentang filsafat ilmu.filsafat
ilmu dalam Bahasa Inggris disebut phyloshopy. Dala artian umum adalah
ilmu yang mencakup hal-hal umum yang objectnya abstrak, mempunyai sifat
rasional, berkarakter, berhakikat yang memunyai cara kerja yang
berbeda-beda, serta sebagai landasan fondasi dasar dalam mendidik dan
landasan filosofi yang mempunyai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan
pendidikan.
Menurut Hasbullah Bakry dalam bukunya Sistematik Filsafat, (1971:11)
mendefinisikan bahwa filsafat merupakan sejenis pengetahuan yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mngenai ketuhanan, alam
semesta dan manusia. Sehunnga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana hakikatnya dan sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan
bagaimana sikap manusia itu seharusnya setalah mengetahui pengetahuan
tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa filsafat
merupakan ilmu pengetahuan yang mencakup objek umum dan bersifat
rasional yang menjelaskan bagaimana manusia menerapkan dan mengembangkan
hal tersebut dalam kehidupannya.
Filsafat ilmu mempunyai zaman yang berbeda-beda. Diantaranya terdiri dari lima periode yaitu:
- Periode filsafat yunani kuno, pada zaman tersebut dikenal dengan kekuatan akal.
- Periode filsafat Pertengahan, dimana pada abad tersebut hati yang menjadi tonggak pemikiran.
- Periode filsafat Renaisannce, pada abad ini mempunyai titik balik bahwa akal yang lebih mendomonasi dasar-dasar pemikiran para tokoh.
- Periode filsafat Modern, pada abad ini sama dengan renaisannce bahwa akallah yang menjadi dasarnya.
- Periode filsafat Post Modern, pada abad inin mempunyai titik balik yang sempuran bahwa dasar-dasar pemikiran para tokoh telah dilandaskan pada akal da hati, yang keduanya saling berkaitan.
Dalam abad tersebut masing-masing mempunyai tokoh-tokoh yang terkenal
pada zamannya. Salah satunya adalah Plato. Ia memimpin pada abad
filsafat yunani kuno pada tahun 427-347 SM.
BIOGRPHY
Plato, dilahirkan pada tahun 428-7 SM pada tahun awal perang
pelopanensus. Ia serang bangsawan kaya yang masih punya kekerabatan
dengan orang-orang yang terlibat dalam pemerintahan tiga puluh tiran,
yaitu dari kalangan family Athena. Di masa remaja dia berkenalan dengan
filosof Socrates yang jadi guru sekaligus sahabatnya, yang sangat
dicintai dan dihormati. Tahun 399 SM, Socrates berumur tiga tujuh puluh
tahun, dia diseret ke pengadilan dengan tuduhan telah merusakakhlak dan
berbuat yang tidaksesuai dengan aturan angkatan muda Athena. Sokrates
dihukum mati, yang pelaksanaanya oleh Plato disebut “ orang yang
terbijaksana, jujur, terbaik dari semua manusia yang pernah saya kenal”,
sehingga membuat Plato benci terhadap pemerintahan demokratis.
Setelah Socrates mati, kemudian ia meninggalkan Athena selama dua
belas tahun. Dan sekitar tahun 387 SM dia kembali ke Athena, mendirikan
perguruan sebuah akademik yang berjalan sekitar 900 tahun. Plato di
Athena mengajar dan menulis ilmu filsafat. Salah satu muridnya yang
terkenak adalah Aritoteles.
Ia memimpin pada abad yunani kuno, sekitar pada tahun 427-347 SM.
Dalam masa kepemimmpinanaya ia lebih cenderung kepada akal, salah satu
metodenya disebut dengan metode kritis yang berpandangan ke sparta,
sebagai gamabran kasar negeri pesemakmuran yang selalu diidealkan. Pada
masa kejayaanya ia mempunyai karya yang berjudul “Republic”, yang
mempunyai pemikiran tentang filsafat murni, serta yang mendorongnya
untuk menyukai sparta. Pengaruh-pengaruh tersebut datang dari
Phytagoras, Heraklitus, Parmenides dan Sokrates, yang mampu membentuk
dan memiliki bakat pandangan yang keras dan ideal sehigga dapat
mengelabuhi zaman sesudahnya. Plato tutup usia pada umur tujuh puluh
tahun.
PEMIKIRAN
Plato adalah ahli filsafat yang terkenal pada abad yunani kuno, pada
tahun 427-347 SM, yang memiliki sikap bijaksana dari Socrates dan
sekaligus melanjitkan kepemimpinannya. Dalam masa pemerintahannya banyak
sekali terjadi kejadian-kejadian. Pada zaman tersebut terkenal dengan
masa keemasan dari filsafat, karena dian menggunakan akal sebagai alur
kehidupan dimana penduduknya diberi kebebasan untuk berfikir dan lebih
cenderung ke dialog-dialog yang merupakan metode filosofi dan seni
manusiawi yang paling tinggi. Dalam metodenya dialektika mulai diperluas
dengan cara penalaran yang maju dan logis.
Pada masa kepemimpinannya Plato terkenal dengan karya dialog yang berjudul “Republic”,secara
garis besar terdiri dari tiga bagian: bagia pertama sampai buku kelima
berisi tentang pembentukan negara persemakmuran ideal. Dalam karyanya
tersebut telah dijelaskan tujuannya untuk mendefinisikan keadilan pada
negara Utopia. Republik terbaca luas selama berabad-abad. Tetapi harus
dicatat, sistem politik yang dianjurkan didalamnya belum pernah secara
nyata dipraktekkan sebagai model pemerintahan mana pun. Selama masa
antara jaman Plato hingga kini, umumnya negara-negara Eropa menganut
sistem kerajaan. Di abad-abad belakangan ini beberapa negara menganut
bentuk pemerintah demokratis. Ada juga yang menganut sistem pemerintahan
militer, atau di bawah tiran demagog seperti misalnya Hitler dan
Mussolini. Tak satu pun pemerintahan-pemerintahan ini punya kemiripan
dengan republik ideal Plato.
Menurutnya, negara ideal menganut prinsip kebajikan (virtue).
Pandangan Plato mengenai sebuah negara tidak jauh berbeda dengan
Socrates, negara yang baik adalah negara yang berpengetahuan dimana
negara tersebut dipimpin oleh orang yang bijak (the philosopher king).
Dimana ciri dari negara yang bijak itu adalah dipimpin oleh rezim
aristokrat. Yang dimaksud aristokrat di sini bukannya aristokrat yang
diukur dari takaran kualitas, yaitu pemerintah yang digerakkan oleh
putera terbaik dan terbijak dalam negeri itu. Orang-orang ini mesti
dipilih bukan lewat pungutan suara penduduk melainkan lewat proses
keputusan bersama. Orang-orang yang sudah jadi anggota penguasa atau
disebut “guardian” harus menambah orang-orang yang sederajat semata-mata
atas dasar pertimbangan kualitas. Plato percaya bahwa bagi semua orang,
baik dia lelaki atau perempuan, mesti disediakan kesempatan
memperlihatkan kebolehannya selaku anggota “guardian”. Plato merupakan
filosof utama yang pertama, dan dalam jangka waktu lama memang hanya
dia, yang mengusulkan persamaan kesempatan tanpa memandang kelamin.
Untuk membuktikan persamaan pemberian kesempatannya, Plato menganjurkan
agar pertumbuhan dan pendidikan anak-anak dikelola oleh negara.
Anak-anak pertama-tama kudu memperoleh latihan fisik yang menyeluruh,
tetapi segi musik, matematika dan lain-lain disiplin akademi tidak boleh
diabaikan. Pada beberapa tahap, ujian ekstensif harus diadakan. Mereka
yang kurang maju harus diaalurkan untuk ikut serta terlibat dalam
kegiatan ekonomi masyarakat, sedangkan orang-orang yang maju harus terus
melanjutkan dan menerima gemblengan latihan. Penambahan pendidikan ini
harus termasuk bukan cuma pada mata pelajaran akademi biasa, tetapi juga
mendalami filosofi yang oleh Plato dimaksud menelaah doktrin bentuk
ideal faham metafisikanya.
Untuk mewujudkan negara ideal, hanya mungkin diwujudkan berdasar budi
pekerti penduduknya, dan untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu
diadakan pendidikan yang diatur sedemikian rupa oleh negara. Menurut
Plato, anak usia 10 tahun ke atasa menjadi urusan negara. Dasar utama
pendidikan anak-anak adalah Gymnastic (senam) dan musik, selain
diberikan pelajaran membaca, menulis dan berhitung. Senam dianggap
dapat menyehatkan badan dan pikiran, maka tak heran tidak lama kemudian
muncul pepatah latin yakni mensana incorpore sanno. Untuk umur
14-16 tahun anak diajarkan bermain musik, puisi serta mengarang untuk
menanamkan jiwa yang halus, budi yang halus dengan menjauhkan lagu-lagu
yang melemahkan jiwa serta mudah menimbulkan nafsu buruk. Usia 16-18
tahun diberikan pelajaran matematika untuk membimbing jalan pikiran,
selain diajarkan dasar-dasar agama serta adab kesopanan, karena negara
atau bangsa tidak akan kuat jika tidak percaya terhadap Tuhan. Pada umur
20 tahun diadakan seleksi yang lebih tinggi untuk mengikuti pendidikan
mengenai adanya idea (ide) dan dialektika dan mereka mendapat kesempatan untuk memangku jabatan yang lebih tinggi.
Bagi Plato, kepentingan masyarakat harus lebih diutamkan daripada
kepentingan individu. Dengan demikian akan timbul rasa kolektivisme atau
rasa kebersamaan dariapada sifat individualisme. Plato merupakan
filosof pertama, dan dalam jangka waktu lama nyatanya memang cuma dia,
yang mengusulkan persamaan kesempatan tanpa memandang kelamin. Mengenai
kehidupan sosial, Plato mengemukakan semcam komunisme yang melarang
adanya hak milik dan kehidupan berfamili. Menurutnya, adanya hak milik
akan mengurangi dedikasi dan loyalitas seseorang pada kewajibannya
sebagai anggota masyarakat. Namun, “komunisme” ala Plato ini hanya
terbatas pada kelas penguasa dan pembantu penguasa saja, sedangkan kelas
pekerja diperbolehkan memilik hak milik primadi dan berfamili, karena
merekalah yang menghidupi kelas lainya dan tugas mereka adalah untuk
menyelenggarakan produksi perekoniomian.
Tahap selanjutnya adalah munculnya teori-teori dan ide-ide yang
dituangkan Plato, pada bagian tengah karyanya di buku kelim dan ke tujuh
yang berisi tentang filsafat murni yang kemudian filsafat olato
dituangkan pada perbedaan realistas dan penampakan yng dikemukakan oleh
Parmenides. Pada buku ke enam dan ketujuh, dia membahas dua pokok
permasalah yaitu tentang filsafat dan membentuk pemuda dan pemudi untuk
menjadi filsuf.
Pandangan Plato bersendi pada ajarannya tentang ide. Dualisme dunia
dalam teori pengetahuan di praktikkan dalam hidup. Karena kemauan
seseorang bergantung kepada pendapatnya serta nilai kemauan itu terletak
pada pendapat itu. Dari pengetahuan yang sebenarnya dapat dicapai
dengan dialektik timbul budi yang lebih tinggi daripada yang dibawakan
oleh pengetahuan dari pandangan. Jadi menurut Plato, budi terdiri dari
dua macam. Pertama, budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan
pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak.
Sikap hidup tidak muncul dari keyakinan, melainkan kepada moral orang
banyak dalam kehidupan sehari-hari.
Ajaran-ajaran yang diterangkan oleh Plato antara lain, yaitu
- Ajaran tentang ide-ide
Ide merupakan inti dasar dari seluruh filasaft yang diajarkan oleh
Plato. Ia beranggapan bahwa ide merupakan suatu yang objektif, adanya
ide terlepas dari subjek yang berfikir. Ide tidak diciptakan oleh
pemikiran individu, tetapi sebaliknya pemikiran itu tergantung dari
ide-ide. Dalam menerangkan ide ini Plato menerangkan dengan teori dua
dunianya, yaitu dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang disajikan
pancaindera, sifat dari dunia ini tidak tetap terus berubah, dan tidak
ada suatu kesempurnaan. Dunia lainnya adalah dunia ide, dan dunia idea
ini semua serba tetap, sifatnya abadi dan tentunya serba sempurna. Ide
mendasari dan menyebabkan benda-benda jasmani. Hubungan antara ide dan
realitas jasmani bersifat demikian rupa sehingga benda-benda jasmani
tidak bisa berada tanpa pendasaran oleh idea-idea itu. Hubungan antara
ide dan realitas dibagi menjadi tiga:
- Ide hadir dalam benda-benda konkrit.
- Benda konkrit mengambil bagian dalam idea, disini Plato memperkenalkan partisipasi dalam filsafat.
- Ide merupakan model atau contoh bagi benda-benda konkrit. Benda-benda konkrit itu merupakan gambaran tak sempurna yang menyerupai model tersebut.
- Ajaran tentang jiwa
Plato menganggap bahwa jiwa meruakan pusat atau inti sari kepribadian
manusia, dan pandangannya ini dipengaruhi oleh sokrates, Orfisme dan
mazhab Pythagorean. Jiwa mempunyai sifat-sifat yang sama dengan
idea-idea, jadi sifatnya abadi dan tidak berubah. Plato mengatakan bahwa
dengan kita mengenal sesuatu benda atau apa yang ada di dunia ini
sebenarnya hanyalah proses pengingatan sebab menurutnya setiap manusia
sudah mempunyai pengetahuan yang dibawanya pada waktu berada di dunia
idea, dan ketika manusia masuk ke dalam dunia realitas jasmani
pengetahuan yang sudah ada itu hanya tinggal diingatkan saja maka Plato
menganggap tugas seorang guru adalah mengingatkan muridnya tentang
pengetahuan yang sebetulnya sudah lama mereka miliki.
- Ajaran tentang etika
Ajaran Plato tentang etika kurang lebih mengaatakan bahwa manusia
dalam hidupnya mempunyai tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini
dapat dicapai dalam polis. Ia tetap memihak pada cita-cita Yunani kuno
yaitu hidup sebagai manusia serentak juga berarti hidup dalam polis, ia
menolak bahwa negara hanya berdasarkan nomos atau adat kebiasaan saja
dan bukan physis atau kodrat. Plato tidak pernah ragu dalam keyakinannya
bahwa manusia menurut kodratnya merupakan mahluk sosial, dengan
demikian manusia menurut kdratnya hidup dalam polis atau negara.
- Ajaran tentang negara
Menurut Plato negara terbentuk atas dasar kepentingan yang bersifat
ekonomis atau saling membutuhkan antara warganya maka terjadilah suatu
spesialisasi bidang pekerjaan sebab tidak semua orang bisa mengerjakaan
semua pekerjaan dalam satu waktu. Polis atau negara ini dimungkinkan
adanya perkembangan wilayah karena adanya pertambahan penduduk dan
kebutuhan pun bertambah sehingga memungkinkan adanya perang dalam
perluasan ini. Ada tiga golongan dalam negara yang baik. Pertama,
Golongan penjaga yang tidak lain adalah para filusuf yang sudah
mengetahui “yang baik” dan kepemimpinan dipercayakan pada mereka. Kedua,
Pembantu atau prajurit. Dan ketiga, Golongan pekerja atau petani yang
menanggung kehidupan ekonomi bagi seluruh polis. Plato tidak begitu
mementingkan adanya undang-undang dasar yang bersifat umum, sebab
menurutnya keadaan itu terus berubah-ubah dan peraturan itu sulit disama
ratakan itu semua tergantung masyarakat yang ada di polis tersebut.
dapun negara yang diusulkan oleh Plato berbentuk demokrasi dengan
monarki, karena jika hanya monarki maka akan terlalu banyak kelaliman,
dan jika terlalu dmokrasi maka akan terlalu banyak kebebasan, sehingga
perlu didadakan penggabungan, dan negara in berdasarkan pada pertanian
bukan perdagangan ini dimaksudkan menghindari nasib yang terjadi di
Athena.
Plato mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosofis. Ia
pandai dan mampu menyatukan puisi dan ilmu serta seni dan filosofi.
Pandangan yang dalam dan abstrak dapat ia lukiskan dengan gaya bahasa
yang indah. Dia sebagai salah satu filosof yang tidak ada yang dapat
menandingnya dalam bidang tersebut.
Plato membagi warganya menjadi tiga bagian kelas yaitu:
- Golongan pemerintah atau filsuf
Merupakan orang terpilih yang paling cakap dari kelas penjaga.
Bertugas membuat undang-undang dan mengawasi pelaksanaanya, juga
memperdalam ilmu pengetahuan dengan segala kebijaksanaannya.
- Golongan pengusaha
Mereka lebih bergerak dalam bidang perekonomian dan berproduksi tetapi tidak memerintah.
- Golongan cerdik pandai
Mereka diberi makan dan dilindungi, serta mereka juga memerintah.
Plato juga menentang pandangan yang mepersamakan pengetahuan dengan
perseps. Dia mengawalinya dengan menyatakan bahwa kita mempunyai
persepsi melalui matan dan telinga, bukan dengan mata dan
telinga, dan ia juga melanjutkan peryataannya bahwa sejumlah pengetahuan
kita tidak ada kaitannya dengan organ inderawi. Untuk memisahkan
tentang apa yang dapat diterima atau yang harus ditolak dalam argumen
yang mennetang tentang penyamaan pengetahuan dengan persepsi tidaklah
mudah. Plato membaginya menjadi tiga tesis yang saling berkaitan:
1) Pengetahuan adalah persepsi,
Dalam hal ini dijelaskan bahwa perbandingan, pengetahuan tentang
eksistensi, dan pemahaman tentang bilangan-bilangan, adalaha hal-hal
yang esensial dalam pengatahuan namun tidak dapat digolongkan dalam
persepsi sebab bukan hasil dari kerja organ inderawi.
2) Manusia adalah ukuran segala sesuatu,
Dalam hal ini kita harus bisa dan mampu untuk membedakan antara hasil
persepsi dan kesimpulan. Hasil persepsi, setiap manusia, tidak bisa
tidak, terbatasi pada dirinya sendiri, apa yang harus dia ketahui
tentang hasil persepsi orang lain bersumber dari kesimpulan berdasarkan
hasil persepsinya sendiri lewat pendengaran dan pembacaan. Hasil
persepsi orang yang bermimpi dan orang gila, sebagai hasil
persepsi, sama dengan hasil persepsi orang lain; salah satunya keberatan
terhadapan hasil persepsi yang demikian adalah konteks mereka yang
tidak lazim, mereka lebih cenderung melahirkan kesimpulan yang keliru.
3) Segala sesuatu dalam keadaan mengalir,
Oposisi logika diciptakan sekedar untuk memudahkan kita, sementara
untuk mengkaji perubahan yang berlangsung terus-menerus diperlukan
perangkat kuantitatif. Perubahan arti kata akan lebih lambat
dibandingkan dengan perubahan yang digambarkan melalui kata-kata adlah
sesuatu yang niscaya, tetapi bahwa tidak terjadi perubahan dari
kata-kata adalah sesuatu yang tiddak niscaya. Kata-kata abstrak tidak
berlaku dalam logika dan matematika tetapi hanya berkaitan dengan forma
danmateri dari suatu proposisi. Dan untuk mewujudkan hal tersebut
dilakukan dengan budi pekerti dari penduduknya melalui pendidikan.
PENUTUP
Plato adalah tokoh filsafat yang paling terkenal dalam abad yunani
kuno dan diantara lainnya. Dia memerintah pada 427-347 SM. Dia seorang
tokoh yang sanagt bijaksana dan pandai dalam mengatur pemerintahannya.
Semua konsep-konsep kepemimpinannya dituangkan dalam sebuah karyanya
yang terkenal Republic. Dia juga merupakan keturunan bangsawan Athena.
Dalam kepemimpinanya lebih dikenal dengan metode dialektika yang
menuangkan dialo-dialog, teori, dan ide-ide yang mengidealkan negara
pesemakmuran. Pandangan Plato yang bersendi pada ajaran tentang ide-ide
diaplikasikan melalui teori pengetahuan dualisme dunia yang
dipraktikkan dalam kehidupan. Ajaran-ajaran Plato dibagi sebagai
berikut:
- Ajaran tentang ide-ide
- Ajaran tentang jiwa
- Ajaran tentang etika
- Ajaran tentang negara
Plato juga membagi rakyanya menjadi tiga kelas antara lain:
a. Golongan pemertintah atau filsuf
b. Golongan pengusaha
c. Golongan cerdik pandai
Plato merupukan tokoh yang mempunyai sifat rasional dan bijaksana,
tetapi benci terhadap pemerintahan demokratis. Dalam pemikirannya dia
menggunakan akal sebagai akar dari sebuah kepercayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Russel, Bertrand. 2007. Sejarah Filsafat Barat. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Bakker, Anton. 1984. Metode-metode Filsafat. Ghalia Indonesia: Jakarta Timur.
Tafsir, Ahmad. 2010. Filsafat Ilmu. Rosda; Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar