William James memberikan suatu pertanyaan yang
membingungkan yaitu “truth happens to an idea” atau artinya kebenaran
itu terjadi kepada suatu ide. Hal membingungkan dalam pernyataan
tersebut adalah bahwa teori kebenaran yang tradisional mengatakan
sebaliknya, bahwa kebenaran itu suatu hubungan yang pasti dan tetap atau
statis.
Ketika James menyelidiki berbagai teori kebenaran yang tradisional,
ia menanyakan, apakah arti kebenaran dalam tindakan. Kebenaran harus
merupakan nilai dari satu ide. Tak ada sesuatu motif dalam mengatakan
bahwa sesuatu itu benar atau tidak benar, kecuali untuk memberi petunjuk
bagi tindakan yang praktis.
James akan bertanya: “apakah perbedaan yang kongkrit yang akan disebabkan oleh ide itu dalam penghidupan?” Suatu perbedaan yang tidak menyebabkan perbedaan bukanlah perbedaan”, akan tetapi hanya permainan kata.
Suatu ide menjadi benar atau dijadikan benar hanya oleh berbagai
kejadian. Suatu ide itu benar jika ia berhasil atau jika ia memberi
berbagai akibat yang memuaskan. Kebenaran itu relatif, kebenaran juga
berkembangan. Kebenaran (truth) adalah yang menjadikan berhasil dalam cara kita berpikir dan kebenaran (right) adalah yang menjadikan berhasil cara kita bertindak.
Ide, doktrin dan teori menjadi alat untuk membantu kita menghadapi
situasi; doktrin bukannya jawaban terhadap permasalahan. Suatu teori itu
adalah buatan manusia untuk menyesuaikan diri dengan maksud-maksud
manusia, dan satu-satunya ukuran kebenaran suatu teori adalah jika teori
tersebut membawa kita kepada berbagai hasil yang bermanfaat. Workability (keberhasilan), satisfaction (kepuasan), konsekuensi dan result (hasil) adalah sederetan kata kunci dalam konsepsi pragmatisme tentang kebenaran.
Moralitas, seperti kebenaran, bukannya tetap akan tetapi berkembang
karena situasi kehidupan, sumber dan otoritas bagi kepercayaan dan
tindakan hanya terdapat dalam pengalaman. Sesuatu yang baik adalah sesuatu yang memberikan kita kehidupan yang lebih memuaskan; yang jahat adalah sesuatu yang condong untuk merusak kehidupan.
James adalah seorang pembela yang kuat bagi kemerdekaan moral dan
indeterminisme. Ia percaya bahwa determinisme adalah suatu pemalsuan
intelektual dari pengalaman.
James mendukung meliorisme, yang berarti bahwa dunia itu tidak seluruhnya jahat dan tidak seluruhnya baik,
akan tetapi dapat diperbaiki. Usaha untuk memperbaiki dunia adalah
berharga dan berfaidah, dan kecondongan evolusi biologi dan sosial
adalah ke arah perbaikan semacam itu.
Daftar Pustaka
Titus, Harold H., 1984. Persoalan-persoalan Filsafat. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar