A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Menurut Hamdani Ihsan,
yang dinamakan dengan filsafat pendidikan Islam adalah studi tentang
pandangan filosofis dari sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap
masalah-masalah kependidikan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan manusia Muslim dan Umat Islam.
Pendidikan
sering diartikan sebagai “suatu proses penyiapan generasi muda yang menjalankan
kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya. Dengan demikian pendidikan mempunyai
makna yang lebih luas dan utuh yang mencakkup segala aspek potensi manusia,
tidak sekedar pengajaran yang fokusnya pada aspek kognitif atau intelektual
saja. Dengan demikian manusia dengan pendidikan yang dijalaninya akan menjadi
manusia yang berkepribadian utuh.[1]
Menurut Ahmad D Marimba,
pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama.
Apabila kita perhatikan
pengertian yang luas dari pendidikan dapat kita simpulkan bahwasannya
pendidikan adalah seluruh proses hidup dimana kehidupan manusia itu adalah
proses pendidikan. Segala pengalaman sepanjang hidupnya merupakan pembelajaran
dan memberikan pengaruh pendidikan beginya.
Untuk menjadikan proses
yang baik tentu saja memerlukan suatu pemikiran yang tepat dan akurat. Tanpa
adanya suatu pemikiran yang berkualitas maka kita tidak akan dapat menciptakan
proses yang baik dalam pendidikan itu sendiri. Disinlah peran penting filsafat
dalam menciptakan suatu proses pendidikan yang dapat memberikan warna yang baru
dalam pendidikan islam itu sendiri.
B. Kedudukan Filsafat Dalam Pendidikan
Disadari
bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia ini adalah proses pendidikan.
Segala pengalaman sepanjang hidup, merupakan (atau memberi) pengaruh pendidikan
baginya. Maka proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses
perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan kedudukannya merupakan proses
yang satu. Sebagaimana dikemukakan oleh Rupert C. Lodge, “…in this sense, life
is education, and education is life.” Lebih lanjut Lodge memberi batasan
pendidikan dalam arti sempit, pendidikan merupakan fungsi yang terbatas, yaitu
memberikan dasar-dasar dan pandangan hidup kepada generasi yang sedang tumbuh,
yang dalam prakteknya identik dengan pendidikan formal di sekolah dan dalam
situasi dan kondisi serta lingkungan belajar yang serba terkontrol.
Ibnu Rusy memandang
bahwa para filosof sebenarnya hanyalah melanjutkan logika agama Al-Qur’an
sendiri dan mengembangkannya dalam dimensi-dimensi keilmuan kemanusiaan. Akal dalam
Islam bukanlah suatu wujud abstrak yang berdiri sendiri seperti zaman Yunani,
tetapi sebuah aktivitas penggunaan kecenderungan alami manusia sendiri untuk
memahami sesuatu yang ada disekelilingnya secara sistematis dan mencocokan naluri
logika pemberian Allah. Sehingga akal berdimensi dinamis tidak pernah berhenti.
Wujud akal dalam memahami agama menurut
Nurcholis Madjid adalah merupakan kegiatan ijtihad. Maka yang urgen mesti
dikembangkan umat islam adalah “paham ijtihad” seperti yang digambarkan Nabi
SAW. Hanya dengan paham ijtihad, terbesit harapan bahwa masa kebodohan
intelektual sejak beberapa abad dapat diatasi.
Masyarakat
memandang pendidikan sebagai nilai-nilai budaya baik yang bersifat ketrampilan,
keahlian dari generasi tua kepada generasi muda agar masyarakat tersebut dapat
melangsungkan hidupnya. Tujuan pendidikan merupakan standar usaha yang dapat
ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik
pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Di samping itu, tujuan dapat
membatasi ruang gerak usaha, agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang
dicita-citakan dan yang terpenting adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi
pada usaha-usaha pendidikan.[2]
C. Beberapa Pendekatan Dalam Kajian Filsafat Pendidikan
Islam
Filsafat pendidikan
yang berdasarkan Islam tidak lain adalah pandangan dasar tentang pendidikan
yang bersumberkan ajaran Islam (Tauhid) dan yang orientasi pemikirannya
berdasarkan ajaran tersebut. Sehingga tujuan pendidikan islam bisa dikatakan
sebagai perwujudan nilai-nilai Islam dalam pribadi manusia didik yang
diusahakan oleh pendidik Muslim melalui
proses untuk menghasilkan manusia didik yang beriman, bertaqwa dan berilmu
pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.[3]
Sedangkan
tugas kajian filsafat pendidikan adalah menyerap dan mangakomodasi serta
menginterpretasikan segala tuntutan zaman dan trends dari masyarakat, yang didasarkan pada sikap selektif
terhadap segala gejala kemajuan atau perkembangan yang tidak menyalahi kaidah
agama Islam.
Terbukti
bahwa perkembangan wawasan pemikiran Islam itu menjadikan filosof-filosof Islam
atau pemikiran Muslim, dapat mengungkap ke dunia Barat pada khususnya dan
sekaligus membuktikan bahwa Islam ternyata tidak hanya melacak masalah-masalah
keagamaan melainkan juga mengarahkan aspirasi manusia dalam menganalisis ilmu
pengetahuan yang dunia modern tetap mengakui tonggak keilmuan yang luas seperti
ilmu al jabar (oleh Ibnu Jabir seorang pemikir Muslim Afrika Utara), ilmu optik
(Ar-Razi, Razius) dan lain
sebagainya.
Banyak persoalan-persoalan
pendidikan yang memerlukan jawaban dan analisis yang mendalam dari filsafat.
Pisau analisis itu akan tajam bila digunakan dengan pendekatan-pendekatan
secara bersamaan. Diantara pendekatan dalam kajian filsafat pendidikan Islam,
diantaranya:
1.
Speculatif Approach, atau Reflective
Approach, yang berarti memikirkan, mempertimbangkan, juga membayangkan dan
menggambarkan, dan ini berlaku pada filsafat secara umum. Namun dalam
pendidikan Islam pendekatan ini dimaksudkan adalah memikirkan, mempertimbangkan
dan menggambarkan tentang sesuatu objek untuk mencari hakekat yang sebenarnya.
Masalah-masalah kependidikan memang berhubunngan dengan hal-hal yang harus
diketahui hakekat yang sebenarnya, misalnya apakah hakekatnya mendidik dan
pendidikan itu, hakekatnya manusia, hakekatnya hidup, masyarakat, individu,
kepribadian, kurikulum, kedewasaan dan sebagainya.
2.
Normative Approach. Norma adalah nilai atau aturan dan ketentuan yang
berlaku dan dijunjung tinggi dalam hidup dan kehidupan manusia. Norma-norma
tersebut juga merupakan masalah-masalah kependidikan, disamping dalam usaha dan
proses pendidikan itu sendiri sebagai bagian dari kehidupan manusia, juga tidak
lepas dari ikatan norma-norma tertentu. Dengan teknik pendekatan ini
dimaksudkan adalah berusaha untuk memahami nilai-nilai atau norma-norma yang
berlaku dalam hidupan dan kehidupan manusia dan dalam proses pendidikan, serta
bagaimana hubungan antara nilai-nilai dan norma-norma tersebut dengan
pendidikan. Sehingga dapat dirumuskan petunjuk-petunjuk ke arah mana usaha
pendidikan diarahkan.
3.
Conseptual Analysis. Konsep artinya pengertian atau tangkapan seseorang
terhadap suatu obyek. Setiap orang mempunyai pengertian atau tangkapan yang
berbeda-beda mengenai hal yang sama, tergantung pada perhatian, keahlian dan
kecenderungan masing-masing. Dengan analisis konsep sebagai pendekatan dalam
filsafat pendidikan Islam dimaksudkan adalah usaha untuk memahami konsep dari
para ahli pendidikan, para pendidik dan orang-orang yang menaruh perhatian atau
minat terhadap pendidikan, tentang berbagai masalah yang berhubungan dengan
pendidikan. Misalnya konsep mereka tentang anak, jiwa, masyarakat, sekolah,
berbagai interaksi yang bersifat pendidikan, serta nilai-nilai dan norma-norma
yang berkaitan dengan proses pendidikan, dan sebagainya.
4.
Scientific analysis of current
life.(Analisis ilmiah
terhadap realitas kehidupan sekarang yang aktual). Pendekatan ini sasarannya
adalah masalah-masalah pendidikan yang aktual, yang menjadi problem masa kini.
Dengan menggunakan metode-metode ilmiah, dapat dideskripsikan dan kemudian
dipahami permasalahan-permasalahan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat dan
dalam proses pendidikan serta aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
pendidikan.
Sedangkan menurut
Harry Schofield yang dikutip kembali oleh Imam Barnadib bahwa analisis filsafat
terhadap masalah-masalah pendidikan digunakan dua pendekatan, yaitu:
1.
Pendekatan filsafat historis (historika filosofis),
yaitu dengan cara mengadakan deteksi dari pertanyaan- pertanyaan filosofis yang
diajukan, mana-mana yang telah mendapatkan jawaban dari para ahli filsafat
sepanjang sejarah. Kemudian dipilih jawaban-jawaban yang sesuai dan dibutuhkan.
2.
Pendekatan dengan menggunakan filsafat kritis (critical
philosopy). Dimaksudkan dalam pendekatan ini dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan filosofis dan diusahakan jawabannya secara filosofis
pula, dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan filosofis.
Pendekatan yang
pertama (bagi peneliti) sebenarnya tidak mengungkapkan problema filosofis dan
dijawab dengan cara filosofis pula, akan tetapi pendekatan yang kedua merupakan
cara yang benar-benar peneliti terlibat dalam proses penelitian itu sendiri.
Selanjutnya, dua
jenis pendekatan tersebut mempunyai makna penting bagi pertama, analisa
bahasa (linguistik), yaitu usaha untuk mengadakan interpretasi yang
menyangkut pendapat mengenai makna yang dimilikinya. Kedua, analisis
konsep, yaitu analisis mengenai istilah-istilah (kata-kata) yang mewakili
gagasan atau konsep.
Adapun metode atau
pendekatan yang dipakai Filsafat Pendidikan Islam dalam memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan adalah:
1. Metode spekulatif dan kontemplatif
yang merupakan metode utama dalam setiap cabang filsafat. Kontemplatif atau
tafakur adalah berfikir secara mendalam dalam situasi yang tenang dan sunyi
untuk mendapatkan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang dipikirkan.
2. Pendekatan normative. Norma
artinya nilai, juga berarti aturan atau hukum-hukum. Norma menunjukkan
keteraturan suatu system. Nilai juga menunjukkan baik buruk,berguna tidak
bergunanya sesuatu. Norma juga akan menunjukkan arah gerak sesuatu aktivitas.
3. Pendekatan ilmiah terhadap
masalah actual,yang pada hakikatnya merupakan pengembangan dan penyempurnaan
dari pola berfikir rasional, empiris dan eksprimental yang telah berkembang
pada masa jayanya filsafat Islam.
4. Pendekatan yang bersifat
komprehensif dan terpadu, antara sumber-sumber naqli, akli, dan imani.
Daftar
Pustaka
Efferi,
Adri, Filsafat Pendidikan Islam, Kudus: Nora Media Enterprise, 2011.
Muzayyin,
Arifin, Filsafat pendidikan Islam, Jakarta:
Bumi Aksara, 2009.
Kholiq,
Abdul, Paradigma pendidikan Islam, Semarang:
Pustaka Pelajar, 2001.
Marimba,
Ahmad D, TT, Pengantar Filsafat
Pendidikan, Bandung: Al-Maarif, 1962.
Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta: Bumi Aksar, 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar