Selasa, 29 November 2016

Pendekatan dalam Kajian Filsafat Pendidikan Islam


 A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Menurut Hamdani Ihsan, yang dinamakan dengan filsafat pendidikan Islam  adalah studi tentang pandangan filosofis dari sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia Muslim dan Umat Islam.
Pendidikan sering diartikan sebagai “suatu proses penyiapan generasi muda yang menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya. Dengan demikian pendidikan mempunyai makna yang lebih luas dan utuh yang mencakkup segala aspek potensi manusia, tidak sekedar pengajaran yang fokusnya pada aspek kognitif atau intelektual saja. Dengan demikian manusia dengan pendidikan yang dijalaninya akan menjadi manusia yang berkepribadian utuh.[1]
Menurut Ahmad D Marimba, pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Apabila kita perhatikan pengertian yang luas dari pendidikan dapat kita simpulkan bahwasannya pendidikan adalah seluruh proses hidup dimana kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan. Segala pengalaman sepanjang hidupnya merupakan pembelajaran dan memberikan pengaruh pendidikan beginya.
Untuk menjadikan proses yang baik tentu saja memerlukan suatu pemikiran yang tepat dan akurat. Tanpa adanya suatu pemikiran yang berkualitas maka kita tidak akan dapat menciptakan proses yang baik dalam pendidikan itu sendiri. Disinlah peran penting filsafat dalam menciptakan suatu proses pendidikan yang dapat memberikan warna yang baru dalam pendidikan islam itu sendiri.
B. Kedudukan Filsafat Dalam Pendidikan
       Disadari bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia ini adalah proses pendidikan. Segala pengalaman sepanjang hidup, merupakan (atau memberi) pengaruh pendidikan baginya. Maka proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan kedudukannya merupakan proses yang satu. Sebagaimana dikemukakan oleh Rupert C. Lodge, “…in this sense, life is education, and education is life.” Lebih lanjut Lodge memberi batasan pendidikan dalam arti sempit, pendidikan merupakan fungsi yang terbatas, yaitu memberikan dasar-dasar dan pandangan hidup kepada generasi yang sedang tumbuh, yang dalam prakteknya identik dengan pendidikan formal di sekolah dan dalam situasi dan kondisi serta lingkungan belajar yang serba terkontrol.
       Ibnu Rusy memandang bahwa para filosof sebenarnya hanyalah melanjutkan logika agama Al-Qur’an sendiri dan mengembangkannya dalam dimensi-dimensi keilmuan kemanusiaan. Akal dalam Islam bukanlah suatu wujud abstrak yang berdiri sendiri seperti zaman Yunani, tetapi sebuah aktivitas penggunaan kecenderungan alami manusia sendiri untuk memahami sesuatu yang ada disekelilingnya secara sistematis dan mencocokan naluri logika pemberian Allah. Sehingga akal berdimensi dinamis tidak pernah berhenti.
       Wujud akal dalam memahami agama menurut Nurcholis Madjid adalah merupakan kegiatan ijtihad. Maka yang urgen mesti dikembangkan umat islam adalah “paham ijtihad” seperti yang digambarkan Nabi SAW. Hanya dengan paham ijtihad, terbesit harapan bahwa masa kebodohan intelektual sejak beberapa abad dapat diatasi.
Masyarakat memandang pendidikan sebagai nilai-nilai budaya baik yang bersifat ketrampilan, keahlian dari generasi tua kepada generasi muda agar masyarakat tersebut dapat melangsungkan hidupnya. Tujuan pendidikan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Di samping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha, agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan dan yang terpenting adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada usaha-usaha pendidikan.[2]
C. Beberapa Pendekatan Dalam Kajian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat pendidikan yang berdasarkan Islam tidak lain adalah pandangan dasar tentang pendidikan yang bersumberkan ajaran Islam (Tauhid) dan yang orientasi pemikirannya berdasarkan ajaran tersebut. Sehingga tujuan pendidikan islam bisa dikatakan sebagai perwujudan nilai-nilai Islam dalam pribadi manusia didik yang diusahakan oleh pendidik Muslim  melalui proses untuk menghasilkan manusia didik yang beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.[3]
       Sedangkan tugas kajian filsafat pendidikan adalah menyerap dan mangakomodasi serta menginterpretasikan segala tuntutan zaman dan trends dari masyarakat, yang didasarkan pada sikap selektif terhadap segala gejala kemajuan atau perkembangan yang tidak menyalahi kaidah agama Islam.
       Terbukti bahwa perkembangan wawasan pemikiran Islam itu menjadikan filosof-filosof Islam atau pemikiran Muslim, dapat mengungkap ke dunia Barat pada khususnya dan sekaligus membuktikan bahwa Islam ternyata tidak hanya melacak masalah-masalah keagamaan melainkan juga mengarahkan aspirasi manusia dalam menganalisis ilmu pengetahuan yang dunia modern tetap mengakui tonggak keilmuan yang luas seperti ilmu al jabar (oleh Ibnu Jabir seorang pemikir Muslim Afrika Utara), ilmu optik (Ar-Razi, Razius) dan lain sebagainya.
Banyak persoalan-persoalan pendidikan yang memerlukan jawaban dan analisis yang mendalam dari filsafat. Pisau analisis itu akan tajam bila digunakan dengan pendekatan-pendekatan secara bersamaan. Diantara pendekatan dalam kajian filsafat pendidikan Islam, diantaranya:
1.    Speculatif Approach, atau Reflective Approach, yang berarti memikirkan, mempertimbangkan, juga membayangkan dan menggambarkan, dan ini berlaku pada filsafat secara umum. Namun dalam pendidikan Islam pendekatan ini dimaksudkan adalah memikirkan, mempertimbangkan dan menggambarkan tentang sesuatu objek untuk mencari hakekat yang sebenarnya. Masalah-masalah kependidikan memang berhubunngan dengan hal-hal yang harus diketahui hakekat yang sebenarnya, misalnya apakah hakekatnya mendidik dan pendidikan itu, hakekatnya manusia, hakekatnya hidup, masyarakat, individu, kepribadian, kurikulum, kedewasaan dan sebagainya.
2.    Normative Approach. Norma adalah nilai atau aturan dan ketentuan yang berlaku dan dijunjung tinggi dalam hidup dan kehidupan manusia. Norma-norma tersebut juga merupakan masalah-masalah kependidikan, disamping dalam usaha dan proses pendidikan itu sendiri sebagai bagian dari kehidupan manusia, juga tidak lepas dari ikatan norma-norma tertentu. Dengan teknik pendekatan ini dimaksudkan adalah berusaha untuk memahami nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam hidupan dan kehidupan manusia dan dalam proses pendidikan, serta bagaimana hubungan antara nilai-nilai dan norma-norma tersebut dengan pendidikan. Sehingga dapat dirumuskan petunjuk-petunjuk ke arah mana usaha pendidikan diarahkan.
3.    Conseptual Analysis. Konsep artinya pengertian atau tangkapan seseorang terhadap suatu obyek. Setiap orang mempunyai pengertian atau tangkapan yang berbeda-beda mengenai hal yang sama, tergantung pada perhatian, keahlian dan kecenderungan masing-masing. Dengan analisis konsep sebagai pendekatan dalam filsafat pendidikan Islam dimaksudkan adalah usaha untuk memahami konsep dari para ahli pendidikan, para pendidik dan orang-orang yang menaruh perhatian atau minat terhadap pendidikan, tentang berbagai masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Misalnya konsep mereka tentang anak, jiwa, masyarakat, sekolah, berbagai interaksi yang bersifat pendidikan, serta nilai-nilai dan norma-norma yang berkaitan dengan proses pendidikan, dan sebagainya.
4.    Scientific analysis of current life.(Analisis ilmiah terhadap realitas kehidupan sekarang yang aktual). Pendekatan ini sasarannya adalah masalah-masalah pendidikan yang aktual, yang menjadi problem masa kini. Dengan menggunakan metode-metode ilmiah, dapat dideskripsikan dan kemudian dipahami permasalahan-permasalahan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat dan dalam proses pendidikan serta aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pendidikan.
Sedangkan menurut Harry Schofield yang dikutip kembali oleh Imam Barnadib bahwa analisis filsafat terhadap masalah-masalah pendidikan digunakan dua pendekatan, yaitu:
1.    Pendekatan filsafat historis (historika filosofis), yaitu dengan cara mengadakan deteksi dari pertanyaan- pertanyaan filosofis yang diajukan, mana-mana yang telah mendapatkan jawaban dari para ahli filsafat sepanjang sejarah. Kemudian dipilih jawaban-jawaban yang sesuai dan dibutuhkan.
2.    Pendekatan dengan menggunakan filsafat kritis (critical philosopy). Dimaksudkan dalam pendekatan ini dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis dan diusahakan jawabannya secara filosofis pula, dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan filosofis.
Pendekatan yang pertama (bagi peneliti) sebenarnya tidak mengungkapkan problema filosofis dan dijawab dengan cara filosofis pula, akan tetapi pendekatan yang kedua merupakan cara yang benar-benar peneliti terlibat dalam proses penelitian itu sendiri.
Selanjutnya, dua jenis pendekatan tersebut mempunyai makna penting bagi pertama, analisa bahasa (linguistik), yaitu usaha untuk mengadakan interpretasi yang menyangkut pendapat mengenai makna yang dimilikinya. Kedua, analisis konsep, yaitu analisis mengenai istilah-istilah (kata-kata) yang mewakili gagasan atau konsep.
Adapun metode atau pendekatan yang dipakai Filsafat Pendidikan Islam dalam memecahkan persoalan-persoalan pendidikan adalah:
1.    Metode spekulatif dan kontemplatif yang merupakan metode utama dalam setiap cabang filsafat. Kontemplatif atau tafakur adalah berfikir secara mendalam dalam situasi yang tenang dan sunyi untuk mendapatkan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang dipikirkan.
2.    Pendekatan normative. Norma artinya nilai, juga berarti aturan atau hukum-hukum. Norma menunjukkan keteraturan suatu system. Nilai juga menunjukkan baik buruk,berguna tidak bergunanya sesuatu. Norma juga akan menunjukkan arah gerak sesuatu aktivitas.
3.    Pendekatan ilmiah terhadap masalah actual,yang pada hakikatnya merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berfikir rasional, empiris dan eksprimental yang telah berkembang pada masa jayanya filsafat Islam.
4.    Pendekatan yang bersifat komprehensif dan terpadu, antara sumber-sumber naqli, akli, dan imani.

Daftar Pustaka
          Efferi, Adri, Filsafat Pendidikan Islam, Kudus: Nora Media Enterprise, 2011.
            Muzayyin, Arifin, Filsafat pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Kholiq, Abdul, Paradigma pendidikan Islam, Semarang: Pustaka Pelajar, 2001.
Marimba, Ahmad D, TT, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Al-Maarif, 1962.
Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksar, 2003.


[1] Abdul Kholiq. Dkk, Paradigma pendidikan Islam, Semarang: Pustaka Pelajar, 2001, Hal. 330-334.
[2]  Ahmad D. Marimba, TT, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Al-Maarif, Hlm.45-46.
[3] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksar, 2003, Hal. 54-55.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar